Bukan Sembarang Pekerja (2)
2 Timotius 2:14-26
Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
- 2 Timotius 2:15
Sebuah lagu berjudul Pekerja Kristus yang Mulia cuplikan liriknya berkata: bukan sembarang pekerja. Ya, kita seharusnya mengamini lirik lagu tersebut. Kita bukan sembarang pekerja. Kemarin kita sudah merenungkan ciri pertama dari seorang pekerja Kristus, hari ini kita akan lanjutkan membahas ciri-ciri lainnya.
Ciri kedua, pekerja yang tidak malu. Saat menulis surat ini, Paulus sedang dipenjara. Ia sudah beberapa kali merasakan jeruji besi, semuanya karena Injil. Orang-orang melihatnya sebagai hal yang memalukan. Di antara mereka ada yang sampai meninggalkannya, tidak bersedia membayar harga. Namun, Paulus mengingatkan Timotius, seorang pekerja tidak usah malu. Kata “pekerja” pada zaman itu bisa diartikan sebagai buruh, orang upahan harian, pekerjaan yang tidak dipandang. Pekerja Kristus adalah orang yang harusnya tetap mengerjakan bagiannya. Ia justru malu jika tidak melakukan bagiannya. Yesus tidak malu ketika dihina, dipermalukan di muka umum sebagai orang yang tidak berharga, disalib, dijajarkan bersama penjahat-penjahat. Janganlah kita malu mengaku sebagai orang Kristen. Jangan jengah menceritakan tentang Kristus di dalam hidup kita. Tidak perlu malu mengaitkan seluruh hidup kita dengan Tuhan.
Ciri ketiga, pekerja yang setia memberitakan kebenaran firman. Paulus berkata jadilah pekerja yang “berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu”. Banyak cara menggiurkan di zaman itu untuk menaikkan popularitas, misalnya dengan mengkhotbahkan berita-berita yang enak didengar atau mengkompromikan Injil dengan cara hidup dunia. Namun, itu bukan misi pekerja Tuhan. Misi pekerja Tuhan adalah memberitakan perkataan kebenaran itu. Kata “memberitakan” bisa diartikan secara harfiah seperti memotong dengan lurus, tidak berbelok-belok. Apa yang dikatakan firman Tuhan itulah yang harus diberitakan. Injil sering menjadi berita yang enggan orang Kristen ceritakan. Tingkat komprominya bisa begitu besar, lebih baik cari aman daripada memberitakan kebenaran. Jangan punya motto seperti itu, berita Injil adalah Yesus yang mati di kayu salib menyelamatkan kita orang berdosa. Dia satu-satunya jalan keselamatan, bukan salah satu jalan keselamatan. Memberitakan Inji tidak selalu aman, tetapi itulah kebenaran.
Ingatlah sekali lagi: panggilan kita dari Tuhan tidak sembarangan! Marilah menjadi pekerja yang bukan sembarangan.
Refleksi diri:
- Apa tindakan nyata Anda sebagai pekerja Kristus yang tidak malu saat menyatakan iman Anda dan memberitakan kebenaran?
- Siapa orang yang ingin Anda ceritakan mengenai kebenaran Injil?