Bukan Superman
Pengkhotbah 3:10
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
- Yesaya 40:31
Kemarin kita telah melihat bahwa segala jerih payah kita, meskipun tidak terlihat hasilnya bahkan tidak dihargai, tidak akan sia-sia karena kita kerjakan bukan untuk manusia, melainkan hanya untuk Tuhan. Tentu ini adalah pesan yang sangat menghibur. Namun, bagaimana dengan apa yang Raja Salomo katakan di ayat yang kita baca hari ini? Rupanya, bukan hanya jerih payah kita yang harus dipersembahkan bagi Tuhan. Tuhan sendiri yang memberi pekerjaan yang membuat manusia berjerih payah “untuk melelahkan dirinya”! Dengan kata lain, Tuhan memang sengaja ingin membuat kita lelah!
“Hah? Bukankah justru ada lagu yang mengatakan, jangan lelah bekerja di ladangnya Tuhan?” Tidak tahukah Anda bahwa tokoh-tokoh di Alkitab pun mengalami kelelahan? Baca saja kitab Mazmur. Berapa banyak Daud mengeluh di dalam kelelahannya? Berapa banyak para nabi mengakui di hadapan Tuhan bahwa mereka lelah? Kelelahan adalah wajar karena kita adalah manusia, bukan Superman.
Jadi, mengapa Tuhan ingin membuat kita lelah? Karena Tuhan menghendaki kita selalu bergantung dan bersandar kepada-Nya. Jujur, kita manusia adalah orang-orang tidak tahu diri yang hanya datang kepada Tuhan ketika sakit, stres, menghadapi masalah, dan lain-lain. Dengan kata lain, kita datang ketika lelah dengan dunia ini. Jangankan dengan Bapa kita di surga, dengan orangtua saja kadang kita berlaku demikian, bukan? Kalau hanya mengandalkan kasih setia manusia—kasih setia yang “seperti kabut pagi, seperti embun yang hilang pagi- pagi benar” (Hos. 6:4)—untuk datang kepada Tuhan, tidak ada satu pun yang akan dengan setia datang kepada-Nya.
Tuhan Yesus memberikan kita teladan bagaimana bergantung kepada Bapa-Nya (Mrk. 1:35; 14:36). Bayangkan, Yesus adalah Allah. Namun, Dia menjadi manusia yang bisa mengalami kelelahan seperti kita, untuk menjadi teladan kita. Salah satu rasul-Nya, Paulus, juga melakukan yang sama, yakni mengandalkan Tuhan dalam kelemahannya (2Kor. 12:7) Bagaimana dengan kita? Tuhan tidak menghendaki kita menjadi Superman yang tidak bisa lelah, melainkan menghendaki kita selalu datang kepada-Nya memohon kekuatan dalam kelelahan kita.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah dilanda kelelahan yang begitu melumpuhkan sampai-sampai tidak ingin bangun dari ranjang dan beraktivitas pada hari itu? Apakah Anda sudah berdoa memohon kekuatan dari Tuhan?
- Apakah kebergantungan Anda kepada Tuhan menjadikan Anda pribadi yang lebih rendah hati?