Bukan Tiruan Sembarangan
Efesus 5:1-2
Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
- Efesus 5:1
Kita mungkin sering terkaget-kaget dengan barang-barang mewah yang mempunyai harga fantastis. Hanya segelintir orang yang mampu memiliki ataupun mengoleksi barang mewah tersebut. Eksklusifitas dalam bentuk, bahan, jumlah, ataupun kualitas dari barang yang dijual, membuat banyak orang mengingininya. Namun, tidak semua orang sanggup membeli barang mewah. Tak heran di beberapa pusat perbelanjaan, kita dapat menemukan berbagai barang tiruan dari barang mewah. Barang tiruan dibuat semirip mungkin dengan wujud barang aslinya karena banyak orang yang mencari barang tiruan dengan kualitas yang bagus. Ini dilakukan agar orang-orang dapat membeli model tiruan barang mewah dengan harga yang murah.
Kalau barang mewah saja ditiru karena keindahan yang dimilikinya, bagaimana dengan hidup kita sebagai anak-anak Allah? Apakah kita meniru hidup Allah yang begitu indah dan sempurna? Efesus 5 berisikan nasihat Paulus kepada jemaat Efesus untuk hidup sebagai anak-anak terang. Ia menekankan bukan hanya hidup menjadi anak terang, tetapi terlebih lagi Paulus meminta jemaat Efesus untuk hidup sebagai peniru Allah.
Kata “penurut” pada ayat di atas, dalam bahasa aslinya menggunakan kata μιμηταὶ (mimētai atau mimetes) yang berarti imitator atau peniru. Paulus berkata seharusnya kita yang sudah menjadi anak-anak Tuhan adalah peniru Allah. Peniru berarti segala sesuatu dilakukan semirip mungkin dengan apa yang Allah lakukan. Begitu juga di dalam hal karakter, sebagai peniru Allah kita harus mengikuti karakter Allah dalam karakter hidup kita. Karena itu, Paulus memerintahkan kita untuk hidup di dalam kasih sebagaimana kasih Allah kepada umat manusia. Kasih dari Allah menjadi dasar bagi kita untuk hidup seturut dan sesuai dengan apa yang Allah inginkan.
Hidup sebagai anak-anak Allah adalah hidup sebagai peniru Allah. Bukan peniru sembarangan, melainkan peniru yang berkualitas sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Barang tiruan saja dicari yang berkualitas bagus maka hidup sebagai anak Tuhan harus meniru Allah secara berkualitas. Mari kita belajar menjadi peniru Allah dengan kualitas terbaik yang kita mampu dengan sungguh-sungguh melakukan firman dan mengikuti kehendak Allah. Stop jadi tiruan sembarangan, tapi jadilah tiruan berkualitas sehingga semakin hari kita dapat semakin serupa dengan Yesus Kristus.
Refleksi Diri:
- Apakah hidup Anda sudah menjadi peniru Allah yang berkualitas?
- Apa yang ingin Anda lakukan agar dapat semakin serupa dengan Kristus?