Bukan Tokoh Utama
Zakharia 14:1-21 Mereka akan berperang melawan Anak Domba. T etapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah T uan di atas segala tuan dan Raja di atas segala Raja. —Wahyu 17:14a P ada tahun-tahun awal saya di seminari, saya bertanya pada seorang dosen mengapa dunia ini menjadi makin carut-marut, padahal Injil makin luas diberitakan. Dosen saya menjawab, “Dunia memang akan makin memburuk, bukan membaik. Alkitab sudah bilang, kan?” Jawaban ini membuat saya mengalami krisis eksistensial. Jika dunia tidak menjadi makin baik, lantas untuk apa saya, berikut orang-orang Kristen, ada di dunia? Inilah sebabnya dahulu saya tidak suka Kitab Wahyu dan bagian-bagian Alkitab lain tentang akhir zaman, seperti bagian yang kita baca ini.
Coba bayangkan seolah-olah ini film: di zaman akhir nanti, bangsa-bangsa akan berperang menghabisi umat T uhan (ay. 1-2). Namun secara dramatis, ketika seolah tiada harapan, datanglah T uhan dengan segala keperkasaan-Nya membuat bumi bergoncang dan memerangi musuh-musuh-Nya (ay. 3-7). Sesudah itu, medan peperangan yang penuh puing-puing kehancuran berubah seketika ketika Dia mengalirkan air kehidupan dari Yerusalem yang membuat umat T uhan yang sudah bergelimpangan hidup kembali, dan ini memberi mereka kekuatan untuk kembali berperang di bawah komando T uhan sendiri (ay. 8-15).
Barulah sesudah itu para musuh dikalahkan. Mereka yang bertobat akan menyembah T uhan, sementara yang tidak akan menerima tulah (ay. 16-21).
Jika dibayangkan seperti ini maka jelas mengapa kita tetap ada di sini meski dunia tidak kian membaik, bukan? Karena memang kita bukan tokoh utama! Jika Anda penggemar film superhero seperti saya, Anda akan mendapati bahwa sebuah cerita mencapai klimaksnya ketika tokoh-tokoh sampingan bergelimpangan dikalahkan oleh musuh, tetapi kemudian datang tokoh utama yang akan membalikkan keadaan. Bukankah seperti ini juga bagian yang kita baca?
Siapakah kita, berpikir seolah-olah kita tokoh utama yang dapat membalikkan keadaan?
Hanya Sang T okoh Utama, yakni T uhan Yesus sendiri, yang berhak melakukannya! Namun, apakah lantas ini membuat kita diam saja? Tidak! Di film-film pun, tokoh-tokoh sampingan tetap berjuang meski hanya tokoh utama saja yang dapat mengalahkan musuh, bukan?
Kita memang hanyalah tokoh sampingan, tetapi bukan berarti kita tidak mempunyai peran dalam kisah indah yang T uhan tuliskan ini.
Refleksi Diri:
• Apa peran yang T uhan percayakan kepada Anda di dalam kisah yang T uhan tulis ini? Apa visi/beban/panggilan/goal spesifik yang T uhan tanamkan dalam diri Anda?
• Apakah Anda sudah berjuang mewujudkan visi ini? Mintalah T uhan agar terus memberi kekuatan dan semangat dalam menjalankan panggilan Anda