Bukan urusanku
Filipi 2:1-11
dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
- Filipi 2:4
Seekor tikus mengeluh kepada ayam karena petani membeli perangkap tikus. Ayam hanya melengos, “Itu kan perangkap tikus, bukan perangkap ayam.” Ia datang kepada kambing, yang menjawab, “Ya nasib kamu.” Terakhir ayam datang kepada sapi yang berbasa-basi, “Sudah, sabar.”
Suatu hari, perangkap tikus tersebut menjerat sesuatu. Istri petani lalu memeriksa, ternyata ular. Sialnya, ia terpatuk ular dan demam. Untuk menyehatkan istri-nya, petani bikin sup ayam. Tak sembuh-sembuh, para tetangga datang menjenguk. Tak enak kalau tamu tak dijamu. Maka kambing dipotong untuk bikin sate dan tongseng. Seminggu kemudian, istri petani meninggal. Tetangga berkumpul. Sekampung. Tentu harus disediakan makan. Anda tahu siapa yang dipotong? Sapi.
Rasul Paulus mengatakan agar hidup jangan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri tetapi kepentingan orang lain juga. Ia memberi contoh Kristus yang berinkarnasi. Yesus tidak mengganggap kesetaraan dengan Allah sebagai hal yang harus dipertahankan, Dia rela melepaskan segala kenyamanan sorga demi menyelamatkan manusia. Dari Yesus, kita diajar untuk meneladani sebagian kecil dari inkarnasi Kristus.
Kita hidup dalam dunia yang luas sekaligus sempit. Luas tentu saja kita tahu. Apa yang terjadi di Amerika, terasa jauh dari kita. Sempit karena urusan yang kelihatannya jauh dan tidak berkaitan dengan kita, bisa jadi menjadi masalah kita suatu hari. Contohnya saja, suatu wabah penyakit di Tiongkok, bisa tiba-tiba menjadi wabah penyakit di kota kita. Kita tidak bisa memastikan suatu masalah tetap akan menjadi urusan orang atau bangsa lain. Suatu hari, hal itu bisa jadi masalah kita. Ketika itu terjadi, mungkin kita tidak lagi punya waktu untuk menanganinya.
Oleh karena itu, milikilah kepekaan akan isu-isu di sekeliling kita. Terlibatlah dalam kegiatan-kegiatan positif membangun lingkungan. Mungkin hanya membersihkan sampah, menanam pohon, menyumbang panti asuhan, menyebarkan kabar kesejukan atau tidak ikut-ikutan menyebarkan hoax. Jangan selalu berpikir saya dapat apa, untung apa. Singkirkan pola pikir individualitis. Ayo, mulai bangun kepedulian kepada orang di sekitar lingkungan rumah, kerja atau sekolah kita.
Refleksi Diri:
- Sudahkah Anda meneladani sikap rendah hati dan belas kasih Yesus, yang mau turun ke dunia demi menyelamatkan manusia?
- Apa yang dapat Anda lakukan bagi lingkungan di sekitar Anda saat ini?