Bukan Yesus Yang Aku Inginkan
Markus 6:1-5
Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
- Markus 6:3
Siapa Yesus bagi Anda? Jawaban Anda menentukan sikap Anda kepada-Nya. Anda akan percaya dan mengikuti Yesus jika sifat dan tindakan-Nya sesuai gambaran dan harapan Anda. Bagi penduduk kota Nazaret, Yesus hanyalah seorang tukang kayu. Ibunya Maria. Mereka keluarga sederhana. Dia anak sulung dari beberapa bersaudara. Oleh karena mereka merasa sudah sangat mengenal Yesus maka ketika Dia kembali ke kota asalnya dan mengajar di rumah ibadat, mereka menolak-Nya. Mereka mempertanyakan bagaimana Yesus bisa “sepintar” itu dan bagaimana Dia bisa mengadakan mukjizat. Gambaran mereka tentang Yesus tidak klop dengan siapa Yesus yang ada di hadapan mereka.
Saya pernah bertemu dengan orang yang tidak mau percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Alasannya sederhana, “Kalau saya percaya Yesus, lalu apakah ada jaminan hidup saya tetap baik atau bahkan lebih baik?” Tentu maksudnya adalah apakah Yesus sanggup memenuhi segala keinginan hatinya, secara khusus keinginan hidup kaya dan senang? Jika Yesus menjadi sosok seperti keinginannya, maka ia akan percaya. Yang lain punya alasan mirip, “Jika saya percaya Yesus, apakah penyakit saya akan sembuh?” Ada berbagai alasan orang mau percaya atau tidak percaya Yesus. Alasan-alasan itu berkaitan dengan pandangannya tentang siapa Yesus.
Siapakah Yesus Kristus? Apakah jati diri-Nya ditentukan oleh manusia? Saya punya gambaran Yesus itu harus begini-begitu. Kalau Dia memenuhi gambaran tersebut maka saya akan percaya kepada-Nya. Apakah itu yang dimaksud percaya Yesus? Yesus pernah menegur orang-orang yang mengikuti-Nya karena alasan yang keliru, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” (Yoh. 6:26). Yesus tidak ingin orang mengikuti-Nya karena alasan yang salah. Dia tidak ingin kita yang menentukan siapa diri-Nya dan apa yang diperbuat-Nya. Dia menghendaki kita percaya kepada-Nya sebagai Allah yang menjadi manusia dan menjadi Juruselamat kita.
Refleksi diri:
- Bagaimana gambaran Anda mengenai Yesus selama ini?
- Apakah gambaran Anda sudah sesuai dengan yang Yesus kehendaki? Sudahkah Dia menjadi Juruselamat Anda?