Cek hati dari iri hati
Amsal 14:26-30
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
- Amsal 14:30
Buku #struggles karya Craig Groeschel mengatakan bahwa semakin maju teknologi maka akan semakin banyak pergumulan dalam hidup orang Kristen. Salah satunya adalah persoalan iri hati. Di zaman ini, kita bisa dengan mudah melihat kehidupan orang lain. Apa yang dimakannya, sedang liburan di mana, belanja ke mana, bahkan secara real time. Ini menjadi salah satu penyebab orang bisa mudah iri hati ketika memperhatikan kehidupan dan gaya hidup orang lain di media sosial.
Ada tiga hal menurut buku ini yang menjadi alasan orang iri hati. Pertama, iri hati materi (uang), saat melihat orang lain punya baju model kekinian, mobil baru, dan sebagainya dengan membandingkan diri sendiri yang masih pas-pasan.
Kedua, iri soal hubungan, banyak yang mengekspos kehidupan sosialnya bersama pacar, teman-teman hangout, atau pribadi-pribadi yang lainnya. Lalu melihat diri sendiri, ia merasa ditinggalkan, seorang diri. Ketiga, iri hati soal keadaan. Ketika melihat kehidupan orang lain mendapatkan promosi jabatan, sedang hamil anak kedua, sedangkan kita merasa mentok di posisi kita dan menikah sekian tahun belum dikaruniai anak.
Melihat keadaan orang lain dan membandingkan dengan keadaan kita yang lebih buruk bisa menimbulkan iri hati. Padahal apa yang orang-orang tampilkan di media sosial mungkin hanya sekitar 10% dari kehidupan sesungguhnya. Iri hati membuat hati susah, ini berbahaya, tidak kelihatan tetapi memengaruhi pola pikir kita. Orang yang dikuasai oleh iri hati akan selalu merasa kurang dan merasa harus memiliki apa yang dimiliki orang lain karena belum memilikinya. Padahal perintah Allah jelas, “Jangan mengingini milik sesamamu.” Iri hati hanya bisa diobati kalau kita sudah merasa puas di dalam Tuhan Yesus.
Seseorang yang sudah mengenal Yesus tahu betapa berartinya hidup bersama-Nya. Kita jadi bisa turut senang terhadap keberhasilan orang lain yang pencapaiannya lebih baik dari kita. Kehidupan penuh iri hati harus kita tinggalkan. Seseorang yang iri hati seberapa pun hebatnya, tidak akan pernah merasa puas, karena jiwanya selalu merasa kosong. Marilah kita datang kepada Tuhan Yesus dan menghitung kembali segala berkat yang telah diberikan-Nya kepada kita.
Refleksi Diri:
- Apakah ada hal-hal lain yang membuat Anda selalu iri hati dan ingin seperti orang lain?
- Apa yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan kepuasan di dalam Kristus saja?