Cemburu dan iri hati
1 Korintus 13:1-13
Kasih itu tidak cemburu.
- 1 Korintus 13:4b
Iiih, kamu cemburu ya?” “Gapapa, itu tanda kasih kok.” Seringkali kita mendengar orang berkata demikian. Namun, jika menurut ayat emas hari ini, kasih tidak cemburu. Dalam bahasa aslinya kata “cemburu” diterjemahkan sebagai iri hati.
Perselisihan yang terjadi di jemaat Korintus timbul karena iri hati. Paulus menekankan bahwa kasih tidak cemburu, tidak iri hati. Kalau di dalam keluarga, persekutuan atau persahabatan ada iri hati maka itu artinya ada kurang kasih. “Tapi cemburu ini ngga ada kaitannya sama kasih, Bu. Ini soal keadilan. Saya diperlakukan tidak adil, ia diberi kelonggaran, saya selalu ditekan,” dan berbagai alasan lainnya. Nah, mari kita ingat kembali perumpamaan talenta.
Tuan itu memberi satu, dua, dan lima talenta kepada ketiga hambanya. Secara jumlah setiap hamba menerima talenta yang berbeda, sepertinya tidak adil. Namun, ini bukan soal angka atau jumlah. Ini “kedaulatan Tuhan”, Dia berhak memberi sesuai dengan yang Dia kehendaki. Segala sesuatu punya Dia, segala yang kita punya Dia yang berikan, maka hak Dia untuk menentukan berapa pemberian-Nya. Dia Tuhan, bukan diri kita yang jadi Tuhan. Hanya Dia!
Ketika kita ingat semua adalah hak Dia, punya Dia, terserah Dia mau atur bagaimana. Kenapa mesti marah dan merasa diperlakukan tidak adil? Kita sudah diberi satu juga sudah bagus. Tapi karena kita tahu, ehhh itu teman saya dapat dua, lho teman yang di sana dapat lima, di situ mulai timbul iri dan tidak bersyukur. Kalau kita mengasihi Tuhan, maka Dia akan jadi pusat. Namun, seringkali kita melenceng, justru teman atau tetangga kita yang jadi pusat. Ingat, ketika cemburu mulai menguasai, itu artinya Tuhan mulai tidak jadi pusat hidup kita. Kasih terhadap Tuhan mulai menipis dalam jiwa kita.
Saat Anda mulai iri hati karena barang milik tetangga atau cemburu karena orang lain lebih beruntung dari Anda, ingatlah kasih tidak cemburu. Jadikan Tuhan Yesus sebagai pusat hidup Anda supaya Anda tidak teralihkan ketika melihat milik orang lain.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah dikuasai oleh perasaan cemburu dan iri hati terhadap apa yang dimiliki orang lain?
- Bagaimana Anda menumbuhkan komitmen Anda menjadikan Yesus sebagai pusat hidup Anda?