Di Sisi Kiri-Nya
Yohanes 13:21-30
Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?
Yehezkiel 18:23
Sebagaimana Spy Wednesday dipercaya sebagai hari dimana Yudas merencanakan pengkhianatannya, hari ini dipercaya sebagai hari dimana Tuhan Yesus mengadakan perjamuan terakhir.
Sesudah Tuhan Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya, termasuk kaki Yudas, Dia memberitahukan keberadaan seorang pengkhianat, mengisyaratkan kepada Yudas bahwa Dia tahu niatnya. Yohanes, mengikuti permintaan Petrus, menanyakan identitas pengkhianat tersebut. Yang Tuhan Yesus lakukan bukanlah membeberkan rencana Yudas di depan murid-murid-Nya, melainkan memberikan roti kepadanya.
Melalui perikop singkat ini, para ahli bibllika dapat menyimpulkan posisi duduk Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya. Yohanes berada di sebelah kanan Tuhan Yesus (ay. 23). Siapa yang berada di sebelah kiri-Nya? Tidak lain dan tidak bukan adalah Yudas! Itulah alasannya mengapa Tuhan Yesus dapat dengan mudah memberikan roti kepadanya, tanpa murid-murid mengerti bahwa pengkhianatnya adalah Yudas.
Di dalam tradisi Yahudi, sisi kanan merupakan tempat untuk tamu kehormatan. Bagaimana dengan sisi kiri? Pada masa itu, orang-orang makan di meja dengan posisi setengah menelungkup dengan tangan kiri menyangga beban tubuh. Tangan kanan, tangan yang bebas, digunakan untuk makan dan sebagainya, termasuk untuk melindungi diri jika diserang tiba-tiba. Namun, bagaimana jika ia diserang dari sebelah kiri, padahal tangan kirinya digunakan untuk menyangga tubuh? Inilah alasannya di dalam tradisi Yahudi, sebelah kiri—sisi yang paling rentan untuk diserang—adalah untuk sahabat paling karib, orang yang paling dipercaya tidak akan mencelakakannya! Ini pulalah alasan tidak ada murid yang bisa menebak bahwa Yudas-lah pengkhianat tersebut.
Apakah Tuhan Yesus sedang bertindak sarkastik dengan meletakkan Yudas di sebelah kiri-Nya? Sepertinya bukan. Yesus menyediakan tempat tersebut untuk Yudas, seorang bendahara sekaligus pengkhianat, sebagai peringatan sekaligus panggilan untuk Yudas bertobat. Tindakan Yesus ini seolah menyampaikan pesan bahwa asal Yudas mau bertobat, Dia akan menerimanya kembali di sisi-Nya. Sayang sekali sampai akhir hidupnya, Yudas tidak bertobat. Sebaliknya, ia malah membunuh dirinya sendiri dalam penyesalan.
Jika kemarin kita melihat bagaimana kita pun adalah Yudas, hari ini kita belajar bahwa Tuhan Yesus mengundang kita untuk berbalik dari dosa-dosa kita. Apakah kita mau bertobat? Tempat sebagai seorang sahabat masih terbuka untuk kita.
Refleksi Diri:
- Adakah dosa-dosa tersembunyi yang masih Anda simpan dari siapa pun, termasuk dari Tuhan?
- Bagaimana firman Tuhan hari ini memotivasi Anda untuk hidup lebih mengasihi lagi Tuhan Yesus Kristus?