Di Titik Terendah Kehidupan
Yunus 1:17-2:10
Di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya T uhan, Allahku. —Yunus 2:6 P inocchio merupakan sebuah film kartun yang diproduksi oleh Disney pada tahun 1940-an. Menariknya, salah satu adegan film ini menggambarkan pengalaman berada di dalam perut ikan paus, di mana orang dapat hidup dan beraktivitas seperti biasa di dalamnya. Mungkin beberapa orang memiliki gambaran tentang pengalaman Yunus di perut ikan dari kartun ini. Namun, apakah demikian pengalaman yang dialami Yunus?
Pengalaman berada di perut ikan, merupakan titik terendah kehidupan Yunus. Ia mengatakan berada di “tengah-tengah dunia orang mati (sheol)” (ay. 2) dan orang Yahudi pada waktu itu mengenal tempat itu sebagai tempat paling bawah di bumi. Perjalanan menuju titik terendah Yunus bukan terjadi tiba-tiba, melainkan dimulai ketika ia menolak panggilan Allah untuk pergi ke Niniwe. Kitab ini menggambarkan perjalanannya secara bertahap semakin ke “bawah”. T erlihat ketika dicatat Yunus lari ke Tarsis (Yun. 1:3, dalam Alkitab bahasa Inggris menggunakan kata “down”), lalu ia “turun” ke dalam ruang kapal paling bawah (1:5), “turun” ke dasar laut (2:3) sebelum akhirnya ditelan ikan besar. Kisah Yunus tidak berhenti di sini.
Tuhan menjumpai Yunus di titik terendah dalam kehidupannya dengan mengirimkan seekor ikan besar untuk menyelamatkannya (ay. 17). Penyelamatan T uhan ini pun bukan sesuatu yang diharapkan oleh Yunus. Ia menganggap hidupnya telah selesai. Ayat 5-6 menggambarkan pengalamannya diombang-ambingkan ombak, kepalanya terlilit lumut laut, dan serasa berada di ambang pintu kematian. Namun, peristiwa itu ternyata membawanya kepada T uhan (ay. 6b-8). Jack Sasson, seorang penulis, menggambarkan perjalanan hidup Yunus seperti dihentikan sementara pada titik tersebut agar ia dapat sendirian bersama Allah. Pada titik tersebut Yunus kembali menyadari siapa Allahnya dan bahwa keselamatan hanya berasal dari-Nya (ay. 9).
Pengalaman berada di titik terendah kehidupan bukanlah akhir perjalanan, tetapi dapat menjadi perjumpaan ajaib dengan T uhan Yesus. Pengalaman tersebut juga bukan sesuatu yang enak atau diharapkan orang, tetapi kisah Yunus ini mengajarkan bahwa titik terendah kehidupan dapat menjadi titik balik kehidupan jika menjumpai Yesus. Jika Anda pernah/sedang berada di titik terendah kehidupan, mungkin Yesus sedang menunggu untuk menyapa Anda secara pribadi. Nantikanlah Sang Kristus.
Refleksi Diri:
- Kapan Anda pernah merasa mencapai titik terendah dalam hidup? Apakah Anda mengalami perjumpaan ajaib dengan Yesus?
- Bagaimana Anda harus bersikap kepada saudara/teman yang sedang berada di titik terendah dalam kehidupannya?