DiIsalibkan Bersama Kristus
Galatia 2:15-21
Aku telah disalibkan dengan Kristus, dan bukan lagi aku yang hidup, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku ...
- Galatia 2:20 (terj. NET)
Ketika Kristus mati di kayu salib, pekerjaan keselamatan telah usai dan Kristus menyediakan akses bagi semua orang percaya untuk masuk ke hadirat Allah yang kudus.
Selanjutnya hidup kita akan dipenuhi damai sejahtera, sukacita, panjang sabar, dll. Jika tidak ada, mungkin saja kita keluar dari persekutuan atau belum masuk ke dalam relasi yang hidup dengan Tuhan karena belum sungguh percaya kepada-Nya. Kita harus menghabiskan waktu di hadirat-Nya setiap hari. Sangat mudah untuk mengarahkan pikiran kita pada seribu hal yang baik tetapi tidak kepada Kristus.
“Ketika Kristus meminta kita untuk datang dan mengikuti, Dia meminta kita untuk datang dan mati,” kata Bonhoeffer. Maksudnya, jika seseorang sungguh percaya kepada Tuhan Yesus dan mau sungguh mengikuti-Nya maka perlahan namun pasti, dengan perjuangan yang rajin dan konsisten, akan menaklukkan diri sendiri dengan segala keangkuhan dan karakter dosa, berganti menjadi orang yang menampilkan buah-buah roh dalam hidupnya. Yang Kristus minta dari kita adalah sangkal diri, pikul salib, dan ikut Dia. Ini syarat sebagai orang Kristen yang sungguh-sungguh.
Coba lihat para pemimpin gereja, apakah mereka cukup rendah hati, cukup sabar, cukup adil? Apakah mereka sungguh hidup bersama Kristus dan bergaul erat dengan firman Tuhan? Apakah mereka menjadi teladan bagi orang percaya? Ataukah memimpin gereja seperti memimpin perusahaan? Apakah mereka mengurus pelayanan misi tetapi dalam setahun belum pernah memberitakan Injil dengan tekun dan rajin? Jika mereka dihormati karena kekayaan dan menggunakannya untuk membuat orang lain hormat, serta melayani misi tanpa sendirinya terlibat dalam misi penginjilan secara langsung, ini membuktikan bahwa mereka sedang membangun kesombongan dan belum menjadi orang Kristen yang sungguh bertobat.
Ketika kita disalibkan dengan Kristus, kita membiarkan Dia menanggalkan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk memiliki persekutuan yang intim dengan-Nya dan menjadi alat kesaksian demi nama-Nya. Mari saudaraku, apa pun yang menghalangi kita untuk mengikuti kepenuhan hidup-Nya perlu dipakukan di kayu salib setiap hari. Jika Anda belum pernah melakukannya, Anda harus melakukannya sekarang juga.
Refleksi diri:
- Apakah Anda sudah memercayai anugerah keselamatan-Nya di kayu salib dan memaku segala kesombongan pribadi Anda di kayu salib-Nya?
- Bagaimana Anda akan membangun relasi yang hidup dengan Yesus setiap harinya?