Dilarang iri hati
Amsal 23:1-18
Janganlah hatimu iri kepada orang-orang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa.
- Amsal 23:17
Enaknya jadi seperti dia. Punya uang banyak, bisa jalan-jalan ke luar negeri terus, padahal hidupnya gak bener... Bandingin sama saya, rajin pelayanan, gak nipu orang, tapi hidupnya gini-gini terus.. Gak ada kemajuan!” Anda pernah berpikir seperti itu? Melihat hidup orang yang tidak takut Tuhan sepertinya enakkk.. banged!
Ayat emas di atas mengatakan, “Janganlah iri terhadap orang-orang berdosa, …” Kata “orang-orang berdosa” adalah kata sama yang dipakai untuk mendeskripsikan orang Sodom, yaitu mereka yang hidupnya melawan Tuhan. Orang Sodom kehidupannya tampak lebih enak, kelihatan sukses, tapi akhir hidupnya dihukum Tuhan karena kejahatannya. Janganlah kita membandingkan kesuksesan versi orang berdosa dengan kesuksesan versi Tuhan. Kita akan merasa Tuhan tidak adil, padahal nilainya tidaklah sebanding.
Kita, orang percaya, seringkali tergoda untuk menginginkan kesuksesan dengan cara-cara orang berdosa. Sungguh miris mendengar cerita orang Kristen yang cara bisnisnya kotor, sama seperti orang yang tidak kenal Tuhan. Seperti orang Israel yang lebih senang tinggal di Mesir daripada ikut Tuhan ke padang gurun, mereka lebih suka hidup dalam kenikmatan walaupun menyembah berhala, daripada hidup taat kepada Tuhan.
Iri hati kepada orang yang berdosa, bisa membuat kita jatuh dalam dosa. Lanjutan ayat emas ini mengatakan, “…. tetapi takutlah akan Tuhan senantiasa.” Terjemahan versi Inggris NASB cukup menarik, “… tetapi hiduplah dalam takut akan Tuhan selalu.” Dilarang iri hati! Dahulukan mengejar perkenanan Tuhan. Sia-sia mendapatkan seisi dunia tapi ditolak oleh Tuhan. Orang percaya harus senantiasa melakukan apa yang Tuhan kehendaki dan tidak melakukan apa yang Tuhan tidak kehendaki. Ia juga selalu menyetel pikirannya satu frekuensi dengan pikiran Tuhan.
Gak usah iri hati dengan orang-orang yang meraih keberhasilan dengan cara tidak jujur, licik atau bahkan dengan menjatuhkan orang lain. Teruslah hidup seturut kehendak-Nya. Sebagai orang percaya, Anda sudah mendapat upahnya tersendiri dari Tuhan. Syukuri berkat tersebut. Sekali berkat Tuhan tercurah, tidak ada orang yang bisa menahannya. Santai saja… yang penting berjalan selalu di dalam-Nya. Amin.
Refleksi Diri:
- Hal apa yang bisa membuat Anda iri hati dengan orang yang belum percaya Tuhan?
- Mengapa kita dilarang iri hati terhadap mereka menurut firman Tuhan?