Dipanggil Karena Kasih Karunia Allah
Roma 1:1-7
Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.
- Roma 1:5
Saya ingat peristiwa ketika selesai mengikuti tes masuk kuliah pasca sarjana di sebuah seminari bersama beberapa calon mahasiswa lainnya. Selesai tes, kami kemudian menebak-nebak siapa yang bakal diterima. Menarik sekali pembicaraan tersebut. Kami meyakini bahwa salah satu rekan pasti diterima karena berasal dari kampus di daerah yang didukung oleh seminari tersebut. Rekan lainnya mengatakan dengan pede-nya, ia yakin diterima karena merasa bisa menjawab semua soal ujian. Pada saat itu, saya merasa kurang yakin akan diterima karena saya bukan siapa-siapa. Namun yang luar biasa, ternyata Tuhan memilih saya untuk kuliah di sana. Semua terjadi karena kasih karunia Tuhan semata.
Dalam Roma 1:1-7 Paulus menyatakan bahwa keselamatan yang kita miliki bukan karena kita layak dan pantas menerima keselamatan. Bukan pula karena kita orang baik, rajin beribadah, sering membantu orang, tidak pernah melakukan kejahatan di masyarakat atau karena perbuatan-perbuatan baik lainnya. Bukan karena itu. Paulus meyakini bahwa sama seperti ia dipanggil menjadi rasul karena kasih karunia Allah, demikian pula kita, orang percaya, dikasihi dan dipanggil oleh karena kasih karunia Allah semata.
Saudara-saudaraku yang terkasih, mari saat ini kita bersyukur karena anugerah dan kebaikan Allah sehingga kita dipilih dan dipanggil oleh Dia untuk menjadi umat-Nya. Siapakah kita di hadapan Allah sehingga Dia mau mengasihi dan memanggil kita menjadi umat-Nya yang kudus? Kita adalah manusia yang berdosa. Kita sebetulnya tidak layak untuk hadir ke hadapan-Nya. Namun, Kristus Yesus rela datang ke dalam dunia, mati di atas kayu salib, demi menebus kita. Kematian-Nya justru menyelamatkan kita. Kebangkitan-Nya membawa pengharapan baru bagi kita. Bahkan sekarang kita percaya bahwa Tuhan Yesus senantiasa menyertai agar kita memperoleh kemenangan demi kemenangan di dalam hidup. Karena itu, janganlah takut dan gentar karena kasih karunia dan damai sejahtera Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus selalu ada bersama dengan kita. Imanuel, Allah menyertai kita. Amin.
Refleksi diri:
- Apa wujud syukur Anda kepada Allah atas kasih karunia-Nya yang membuat Anda dipanggil menjadi umat-Nya?
- Bagaimana sekarang Anda akan menjalani kehidupan di dalam kasih karunia Allah dengan bertanggung jawab?