Doa Adalah Pendoa
Mazmur 17:1-5
Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.
- Mazmur 17:3
Doa atau pendoa, mana lebih penting? Apakah isi doa lebih penting atau siapa pendoanya? Mazmur 17 ingin mengajarkan bahwa doa bukan sekadar perkara memanjatkan permohonan. Doa adalah pendoa. Doa dan pendoa terkait erat. Doa yang benar, untuk tujuan yang benar, dilandasi sikap hidup yang benar.
Daud berani berdoa dengan penuh percaya diri sehingga terkesan menyombongkan diri karena yakin perkara yang didoakannya benar (ay. 1) dan jalan hidupnya benar (ay. 3-5). Tentu ini tidak berarti bahwa Daud adalah seorang yang sempurna dan tanpa cacat cela. Namun, ia punya hubungan yang benar dengan Allah dan selalu berjuang untuk hidup berpadanan dengan kebenaran Allah. Karena itu, kesediaannya agar Tuhan menguji, memeriksa, serta menyelidiki pikiran dan perbuatannya, bukanlah sikap menyombongkan diri tetapi sikap transparansi di hadapan Tuhan. Daud tidak menyembunyikan apa pun dari Tuhan karena memang tidak ada seorang pun yang bisa bersembunyi dari Allah yang Mahatahu. Inilah sikap pendoa yang benar.
Celakanya, banyak orang berpikir bisa menyembunyikan perbuatannya yang jahat dari hadapan Allah. Penting bagi Daud untuk menegaskan “kekudusan” dirinya sebagai pembeda dari musuh-musuhnya. Bahwa ia tidak serupa dengan mereka. Dengan demikian, ia patut memohon kepada Tuhan karena landasan hidupnya mengesahkan permohonan doanya. Orang benar berdoa dengan benar. Orang benar tidak akan meminta yang tidak benar. Dalam Yakobus 5:16b tertulis, “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Ayat ini menegaskan eratnya keterkaitan antara doa, pendoa, dan pengabulan doa. Seringkali kita bertanya-tanya mengapa doa kita tidak dikabulkan. Seharusnya kita bertanya dulu, apakah isi doa kita sesuai dengan kehidupan kita sebagai pendoa? Dengan kata lain, apakah yang kita doakan itu benar, sesuai kehendak Tuhan Yesus? Doa yang benar dipanjatkan oleh orang yang benar. Doa yang benar hanya bisa dipanjatkan oleh orang yang memiliki hubungan yang benar dengan Yesus dan menjalani kehidupan yang sesuai kebenaran-Nya.
Refleksi diri:
- Apakah Anda sudah memiliki sikap pendoa yang benar seperti Daud yang transparan di hadapan Tuhan?
- Bagaimana Anda akan membangun hubungan dengan Yesus sehingga doa-doa Anda benar di hadapan Allah?