"Engkaukah Raja Orang Yahudi?"
Lukas 23:1-7
Pilatus bertanya kepada-Nya: “Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus: “Engkau sendiri mengatakannya”
- Lukas 23:3
Pada tahun 1896, Raden Mas Suyitno diangkat menjadi raja Jawa dengan gelar Mangkunegara VI. Ia seorang raja yang dicintai oleh rakyatnya karena hidup sederhana dan membuat kebijakan penghematan di masa-masa sulit. Ia juga menghapus feodalisme, memberikan beasiswa pendidikan, membangun sekolah bagi wanita, mengizinkan orang Tionghoa mendirikan rumah duka, dan memperbolehkan penyebaran agama Kristen. Sayangnya, apa yang ia lakukan menimbulkan kebencian dari para pejabat Belanda dan bangsawan yang merasa dirugikan karena dipaksa hidup sederhana. Tekanan demi tekanan diterima oleh Raja Mangkunegara VI yang membuatnya terpaksa mengundurkan diri dan mengasingkan diri ke Surabaya sampai meninggal.
Cerita ini sedikit mewakili gambaran Raja Mesias, yaitu Yesus Kristus. Dia hadir ke dunia menjadi sosok yang mengasihi semua orang, memberikan kesembuhan bagi yang sakit dan penghiburan bagi yang susah, tetapi pada akhirnya difitnah dan dikhianati oleh bangsanya sendiri. Tuhan Yesus adalah seorang benar yang dijadikan seorang bersalah, bahkan dianggap sebagai seorang penyesat, pemberontak, dan penipu (ay. 2).
Menarik jika memperhatikan pertanyaan Pilatus kepada Tuhan Yesus, “Engkaukah raja orang Yahudi?” Mengapa Pilatus bertanya demikian? Pilatus heran bagaimana mungkin seorang Raja tidak diakui oleh rakyatnya, bahkan dibenci oleh mereka, serta menjadi terdakwa dan tidak memiliki kuasa apa pun. Walaupun demikian, Tuhan Yesus menegaskan siapa diri-Nya dengan menyatakan, “Engkau sendiri mengatakannya.” Perkataan Yesus bukanlah jawaban untuk mengelak bahwa Dia seorang raja Yahudi dan hendak melempar tanggung jawab kepada Pilatus. Tuhan Yesus menyampaikan bahwa benar diri-Nya adalah Kristus, Mesias, penyelamat yang diurapi menjadi Raja bagi orang-orang berdosa. Karena itulah, tatkala Yesus disalibkan, di salib tertulis: Inilah raja orang Yahudi dengan mahkota duri dikenakan oleh-Nya. Walaupun ini adalah sebuah sindiran, tetapi benar Dia adalah seorang Raja yang diutus ke dunia untuk menjadi Mesias, Juruselamat bagi manusia berdosa.
Di Jumat Agung ini, ingatlah bahwa hari ini telah mati bagi kita seorang Raja, yang rela menanggalkan segala kemuliaan dan kehormatan-Nya, mati sebagai pendosa besar. Yesus mati bukan karena Dia seorang berdosa, tetapi karena menanggung dosa semua manusia yang berdosa—yang lalu, sekarang, dan masa akan datang—supaya mereka diselamatkan, termasuk kita semua.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sudah mengakui Tuhan Yesus sebagai Raja dan Mesias Anda? Maukah Anda menerima-Nya sebagai Juruselamat hidup Anda?
- Bagaimana wujud penghormatan Anda kepada Raja dan Mesias di dalam hidup Anda?