Esensi Iman Dan Perbuatan
Efesus 2:1-10; Yakobus 2:18-24
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri.
- Efesus 2:8-9
Karena Yakobus mengajarkan pembenaran oleh perbuatan baik (lih. Yak 2:24), banyak orang berpikir bahwa dengan berbuat baik suatu hari kelak mereka akan diterima di sisi Allah. Sementara karena Paulus mengajarkan pembenaran hanya oleh iman di dalam Kristus (lih. Ef. 2:8) sehingga berpikir bahwa dengan hanya beriman mereka pasti masuk sorga. Apakah ini suatu kontradiksi ataukah paradoks? Mana yang benar?
Kelompok pertama bersandar pada perbuatan baik untuk memuaskan tuntutan keadilan Allah. Ini suatu pengharapan sia-sia. Sebab menurut Paulus, tak seorang pun yang cukup baik di hadapan Allah, semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Tak seorang pun dapat dibenarkan oleh perbuatan baik, kecuali oleh iman di dalam Kristus. Jika demikian, apakah Yakobus keliru mengajarkan ini? Tidak! Yakobus sedang membedakan antara iman yang diakui orang dengan realitas dari iman di dalam kehidupan orang tersebut. Beriman di dalam Kristus artinya kita sungguh percaya dan bersandar pada Kristus sebagai Juruselamat kita dan menaklukkan diri sepenuhnya kepada-Nya sebagai Tuhan, dibuktikan melalui perbuatan dan ketaatan.
Kelompok kedua menganggap cukup dengan beriman maka akan diselamatkan, pertobatan tidak penting. Mereka menganggap anugerah Tuhan murahan. Mereka salah memahami konsep iman dan perbuatan. Iman dan perbuatan harus dibedakan tetapi tidak boleh dipisahkan. Artinya, iman tidak identik dengan perbuatan dan sebaliknya, tapi keduanya berkaitan. Iman sejati selalu menghasilkan perbuatan dan ketaatan sejati.
Kita diselamatkan oleh iman, bukan iman yang pasif, melainkan yang aktif dan produktif. Suatu pembenaran yang menghasilkan perbuatan baik, yang tidak menambahkan apa-apa bagi iman kita di hadapan Allah, tapi akan memuliakan Allah (Mat. 5:16), menentukan upah kita di surga (2Kor. 5:9-10) dan menjadi bukti dari iman sejati (Yak. 2:17). Iman yang menyelamatkan selalu diikuti oleh perbuatan baik.
Paulus maupun Yakobus melihat iman dan perbuatan dari sudut pandang yang berbeda, tapi esensinya tetap sama bahwa orang berdosa diselamatkan hanya oleh iman di dalam Kristus, bukan oleh perbuatan baik yang mereka lakukan.
Refleksi Diri:
- Menurut Anda, apakah iman dan perbuatan memiliki hubungan dengan keselamatan dalam Kristus?
- Apa perbuatan baik yang bisa Anda lakukan sebagai bukti iman Anda kepada Tuhan Yesus?