Etika Menegur Kesalahan
1 Timotius 5:1-2; Titus 2:1-8
Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu.
- 1 Timotius 5:1
Gereja adalah sebuah keluarga rohani dimana Kristus adalah kepala dan semua orang percaya merupakan bagian dari anggota tubuh Kristus. Karena gereja terdiri dari berbagai ragam etnis, karakter, dan status sosial,
maka perbedaan pendapat dan perselisihan hampir pasti tak terhindarkan. Begitu pula dengan jemaat di Efesus dan Kreta. Rasul Paulus memberikan instruksi kepada Timotius dan Titus untuk menangani konfrontasi yang terjadi di antara anggota gereja. Paulus memberikan sejumlah prinsip dasar dalam hubungan antar pribadi di gereja, termasuk etika menegur mereka yang melakukan kesalahan.
Pertama, menegur dengan sikap hormat. Timotius yang relatif masih muda berhadapan dengan orang yang lebih tua. Ini bukan menunjuk pada jabatan tetapi perbedaan usia. Ketika ada orang yang lebih tua menyimpang dari kebenaran, ia harus menegur dan menasihati mereka dengan sikap hormat dan lemah lembut sehingga generasi tua tidak merasa dihakimi generasi muda. Sebagai anggota tubuh Kristus, kita harus memperlakukan orang tua secara terhormat dan melindungi, serta menolong mereka bertumbuh di dalam iman, pengharapan, dan kasih.
Kedua, menegur dengan kasih dan kemurnian hati. Timotius tidak boleh menekan atau melecehkan kaum muda, sekalipun mereka bersalah. Namun, ia harus tetap menegur mereka dalam kasih dan kelemahlembutan agar generasi muda tidak merasa dihakimi. Tujuan menegur bukan untuk mencari kesalahan tetapi untuk membina mereka.
Ketiga, menegur sambil memberi teladan. Timotius dan Titus dinasihati untuk mengajar jemaat agar berkarakter Kristus dan menjadi teladan. Tentu saja keteladanan harus dimulai dari mereka sebagai hamba Tuhan (1Tim. 4:12). Generasi tua harus memberi teladan pada generasi muda, dalam hal dedikasi, hidup sederhana, terhormat, bijaksana, penguasaan diri, beriman, dan setia pada Injil (Tit. 2:2, 6-10). Dan para wanita tua, memberi teladan bagi para wanita muda dan mengajar mereka mengasihi suami dan anak, serta rajin mengurus keluarganya (ay 3-5).
Mari ciptakan kebersamaan yang mengatasi gap generasi di dalam gereja. Ambil komitmen antar generasi untuk saling memperhatikan, menghormati, mengasihi dan membangun relasi tanpa membeda-bedakan usia dan latar belakang.
Refleksi Diri:
- Bagaimana cara yang terbaik menegur mereka yang melakukan kesalahan?
- Apa yang Anda lakukan untuk menolong saudara seiman yang berbuat salah?