Faktor E Atau T?
Kejadian 13:1-12
Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. –Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora.
- Kejadian 13:10
Mari kembali ke masa lalu, masa yang diceritakan dalam Kejadian 13. Tempatnya adalah di Timur Tengah. Pada masa itu, Tuhan memberkati Abraham dengan luar biasa. Lot, keponakannya juga kecipratan berkat Tuhan. Keduanya memiliki ternak dalam jumlah besar. Ternyata padang rumput dan sumber air tidak cukup bagi keduanya sehingga terjadilah bentrok antara hamba Abraham dengan hamba Lot.
Abraham menawarkan solusi untuk menyelesaikan masalah, yaitu mengambil jalan berpisah. Jika Lot ke kiri, maka Abraham akan ke kanan dan sebaliknya. Lot memilih dulu. Ia melihat ke dataran subur di lembah sungai Yordan. Dataran yang banyak sumber air. Padang rumputnya hijau. “Seperti taman Tuhan, seperti tanah Mesir” (ay. 10). Sangat menjanjikan. Namun, Lot tidak sadar bahwa ia tidak akan tinggal di taman Tuhan, tetapi di pinggir neraka.
Apa dasar pertimbangan Lot memilih lembah Yordan? Ya tadi, ia memilih berdasarkan apa yang dilihatnya: “seperti taman Tuhan”. Motivasinya? Tentu saja ia ingin hidup sejahtera. Sebagai suami, bapak, dan tuan yang baik, maka yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana orang-orang yang ada dalam tanggung jawabnya hidup sejahtera. Apakah ini salah?
Ada satu keping yang hilang dari narasi ini. Tidakkah Anda merasa aneh bahwa dalam pengambilan keputusan Lot tidak melibatkan Tuhan? Apakah Lot berdoa? Apakah Lot mencari kehendak Tuhan? Atau Lot sudah mencari kehendak Tuhan tetapi ia kemudian memutuskan berdasarkan kehendak sendiri?
Kita membuat banyak keputusan dalam hidup ini. Masalahnya, apakah keputusan itu dibuat dengan lebih mengutamakan Tuhan dibanding mengutamakan manusia, bahkan orang yang kita kasihi. Salah satu kekeliruan di dalam mengambil keputusan adalah mengutamakan untung rugi atau saya sebut faktor E (ekonomi), daripada faktor T (Tuhan) yaitu pimpinan Tuhan. Semestinya faktor T lebih diutamakan daripada faktor E.
Mari utamakan faktor T dalam setiap keputusan yang akan Anda ambil. Faktor T terkadang sulit untuk dipahami, faktor E lebih mudah dilihat dan dihitung. Tapi percayalah hanya T-lah yang mengetahui persis rancangan hidup Anda.
Refleksi Diri:
- Sudahkah Anda melibatkan Tuhan di dalam setiap keputusan yang akan ambil?
- Bagaimana cara Anda melibatkan Tuhan dalam mengambil keputusan?