False Security: In Your Doctrine
Amos 5:18-20
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
- 1 Korintus 13:8-9
Tanpa perlu menyebutkan siapa, saya pernah mendengar seorang pengkhotbah mengatakan bahwa kebangkitan rohani diawali dengan kebangkitan doktrin. Lalu berbagai pertanyaan muncul: doktrin yang mana? Setiap denominasi memiliki doktrin yang berbeda-beda. Doktrin yang Alkitabiah? Namun, masing-masing denominasi akan mengatakan bahwa doktrinnya-lah yang Alkitabiah.
Mari kita melihat orang-orang Israel. Mereka adalah umat yang langsung mendapatkan pewahyuan dari Tuhan, bangsa yang mendapat akses langsung kepada nabi-nabi dan tidak terpisah secara waktu seperti halnya kita di zaman sekarang. Namun, orang-orang Israel dengan doktrin yang benar sekalipun, tidak imun dari dosa maupun luput dari hukuman Tuhan.
Orang-orang Israel percaya bahwa Hari Tuhan adalah hari dimana Tuhan membebaskan umat-Nya dan mengalahkan musuh-musuh Israel. Ini adalah doktrin yang tepat. Problemnya adalah di dalam kebebalan orang-orang Israel, mereka tidak sadar bahwa mereka sendiri kini adalah musuh Tuhan! Mereka hidup tidak menaati hukum-hukum-Nya, bersekutu dengan bangsa-bangsa asing dan mengadopsi dewa-dewa mereka, mengabaikan orang-orang lemah yang seharusnya mereka tolong, dan sebagainya. Itulah sebabnya Amos mengatakan, “Celakalah mereka yang menginginkan Hari TUHAN!” Ketika hari itu datang, merekalah yang justru akan menjadi objek penghakiman Tuhan.
Mungkin ini mengejutkan kita. Doktrin mereka benar, tetapi bukan seperti yang mereka harapkan. Kita yang berada di dalam tradisi Reformed berbangga dengan doktrin yang kokoh dan Alkitabiah. Memang benar. Masalahnya, kalau ini membuat kita menjadi nyaman sendiri tanpa mengevaluasi hidup keseharian kita di hadapan-Nya, apa gunanya doktrin? Apakah untuk menjadi mainan para teolog atau orang-orang yang lebih intelektual untuk kelihatan lebih “elit”?
Jika iman Anda tidak nyata dalam kehidupan sehari-hari, itu mirip orang Farisi yang memiliki doktrin dan pengetahuan yang bagus tapi tidak diwujudkan dalam keseharian hidup sehingga Yesus menegur mereka dengan sangat keras, “Celakalah kamu, … hai kamu orang-orang munafik, …. di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.” (Mat. 23:27-28).
Refleksi diri:
- Bagaimana sikap Anda terhadap doktrin? Apakah menghindarinya atau justru menjadikan alat untuk berbangga?
- Apakah Anda sudah menggunakannya sebagai alat untuk mengevaluasi hidup?