Gagal Lagi, Gagal Lagi…
Zakharia 1:1-6
Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
- Mazmur 51:5
Judul di atas adalah gambaran mengecewakan kehidupan orang Kristen. Kita telah bertobat, seharusnya tidak berbuat dosa lagi, bukan? Rupanya tidak. Kita masih saja melakukan dosa. Demikian pula bangsa Israel.
Bangsa Israel telah dihukum Tuhan dengan dibuang ke Babel. Sesuai janji Tuhan, mereka akan dikembalikan ke tanah pusaka mereka. Namun, janji Tuhan bahwa keadaan mereka akan sepenuhnya dipulihkan belum terjadi. Rupanya, meski generasi sebelum mereka telah bertobat, masih tersimpan dosa dalam diri mereka. Itulah sebabnya di bagian ini Tuhan melalui Nabi Zakharia menceritakan kembali pengalaman-Nya di masa lalu berhadapan dengan nenek moyang mereka. Tuhan memperingatkan mereka yang saat itu menderita di pembuangan tentang generasi sebelum mereka, mulai dari orang-orang Israel yang mencobai Tuhan ketika keluar di Mesir yang dibiarkan mati selama empat puluh tahun di padang gurun (Bil. 14:22-23) sampai kepada mereka yang melakukan penyembahan berhala dan ketidakadilan sosial dan menyebabkan Tuhan membuang mereka (2Raj. 21:12-15). Namun, karena kebebalan mereka, Tuhan pun menghukum mereka (ay. 4). Begitu mendengar hal ini, orang-orang yang tengah menderita dalam pembuangan itu bertobat (ay. 6). Beberapa puluh tahun pun berlalu. Pada akhirnya Tuhan menghantarkan keturunan mereka keluar dari tanah pembuangan dan kembali ke tanah mereka sendiri. Sekarang, kepada keturunan yang kembali itulah Tuhan berfirman agar mereka bertobat.
“Lho?” Kita mungkin bingung. “Mereka kan sudah bertobat? Perlu bertobat apa lagi?” Gambaran perjalanan iman bangsa Israel sebenarnya adalah cerminan kehidupan rohani kita secara pribadi. Sudah bertobat, tetapi tetap melakukan dosa. Bagaimana ini?
Memang, pertobatan kelahiran baru hanya terjadi sekali seumur hidup. Keselamatan telah diberikan dengan cuma-cuma. Namun, perjalanan kita belum berakhir. Kita masih berjuang melawan dosa dan Tuhan masih menuntut agar kita bertobat dari dosa-dosa tersebut. Inilah yang disebut dengan proses pengudusan (sanctification). Jadi, tidak benar bahwa mentang-mentang sudah diselamatkan oleh anugerah, kita orang percaya boleh hidup seenaknya dan mengabaikan kesalehan.
Pertanyaannya adalah apakah kita sungguh-sungguh bergumul dengan dosa-dosa kita? Atau kita menganggap remeh mentang-mentang sudah selamat?
Refleksi Diri:
- Apakah Anda memiliki kesadaran dan kepekaan akan dosa-dosa yang Anda lakukan, khususnya dosa-dosa yang tersembunyi? Apakah Anda memohon ampun ketika menyadarinya?
- Apa dosa yang tengah Anda gumuli dan bagaimana upaya Anda untuk membereskannya di hadapan Tuhan?