Gemas Sama Daud
1 Samuel 26:1-12
Lagi kata Daud: “Demi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana. Kiranya TUHAN menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN.”
- 1 Samuel 26:10-11a
Sekian jauh mengikuti kisah perseteruan Daud versus Saul, apakah Anda mendapat kesan Daud itu gemasin? 1 Samuel 26 mirip dengan 1 Samuel 24, bercerita tentang kesempatan Daud untuk membunuh Saul tetapi tidak dilakukannya. Sudah jelas-jelas kesempatan emas, eh, dibiarkan lewat. Apa sih maunya Daud? Dari pernyataan Daud di ayat emas, apakah Anda mendapat kesan Daud itu beriman pasif? Maksudnya, ia sedemikian beriman dan pasrah kepada Tuhan sampai tidak melakukan apa-apa dalam menghadapi Saul yang semakin menjadi-jadi.
Apakah benar Daud tidak berbuat apa-apa melawan Saul? Mari kita lihat ayat 12 (bdk. 1Sam. 24:5). Daud mengambil tombak dan kendi kepunyaan Saul. Tombak adalah senjata yang selalu ada bersama Saul, alat pertahanan diri dan simbol kuasanya. Bagi Daud lebih penting mengambil simbol kuasa Saul daripada mengambil nyawanya. Tindakan itu seharusnya mempermalukan Saul. Tanpa tombak, Saul tidak berdaya. Daud telah “mengalahkan” Saul tanpa perlu mencabut nyawanya. Jadi, Daud tidak diam ketika diperlakukan buruk oleh Saul. Ia tidak mau mengambil tindakan yang melebihi batas, yaitu membunuh orang yang diurapi Tuhan. Urusan mencabut nyawa, apalagi nyawa orang yang diurapi Tuhan, bukanlah wewenangnya. Ia mengakui kewenangan Tuhan dalam hal itu (ay. 10). Kalau Tuhan berkehendak, Dia pasti sanggup melakukannya. Tak ada manusia yang bisa melawan. Apakah Anda tidak bertanya-tanya apa maksud penulis mengatakan “karena TUHAN membuat mereka tidur nyenyak”? (ay. 12). Itu jelas menyatakan kedaulatan Tuhan dalam bertindak, dalam hal ini Dia membela Daud dengan membuat Saul dan pasukannya tertidur nyenyak.
Kisah ini mengajari kita tentang pentingnya percaya dan taat pada kehendak dan kekuasaan Tuhan dalam segala hal. Jika Tuhan berkehendak, Dia pasti berkuasa melaksanakannya. Bukan berarti kita berdiam diri dan pasrah begitu saja. Kita tetap berusaha dengan kesadaran akan keterbatasan kita dan ketidakterbatasan Tuhan. Kedauatan milik Tuhan, bukan milik kita. Percayalah, jika Tuhan Yesus berkehendak, semua akan terjadi pada waktu-Nya.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah mengalami dorongan untuk bertindak sendiri tanpa memercayakan diri pada kehendak atau kedaulatan Tuhan?
- Apa yang Anda pelajari dari teladan Daud dalam menghadapi Saul?