Generasi Rebahan
Pengkhotbah 4:5; 10:18
Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.
- Amsal 26:16
Tahukah Anda gerakan di Tiongkok yang disebut Tang ping (躺平) atau dalam bahasa Inggris disebut lying flat (rebahan)? Gerakan Tang ping merupakan wujud protes anak-anak muda yang beramai-ramai memilih meninggalkan pekerjaan bergaji tinggi, tetapi jam kerjanya panjang, demi hidup lebih santai. Mereka merasa dieksploitasi oleh pekerjaannya sehingga memilih untuk bekerja sekadar memenuhi kebutuhan hidup saja, tanpa keinginan untuk memajukan karier. Gerakan ini kemudian berevolusi menjadi Bai lan (摆烂) atau letting rot (membiarkan busuk). Kini, tidak hanya bekerja ala kadarnya, mereka bahkan tidak bekerja sama sekali! Sehari-harinya, para “generasi rebahan” ini memanjakan diri mereka dengan media sosial, permainan daring, dan hura-hura.
Anda tentunya akan mengkritik gerakan ini sebagai hal yang bodoh. Malas pangkal miskin, kan? Yah, semua orang juga sudah tahu. Anak kecil pun sudah diajari sejak TK. Masakan anak-anak muda ini sebegitu bodohnya sampai tidak mengerti konsep ini? Mereka tidak bodoh. Malah, mereka akan menyerang Anda dengan seribu satu argumentasi mengapa kemalasan mereka adalah pilihan yang tepat. Mulai dari tingkat pengangguran, kenaikan harga tanah, sistem kapitalisme, sampai global warming, semua alasan dikeluarkan bak menembakkan peluru. Semua alasan ini seolah menunjukkan mereka sebagai pribadi yang berwawasan luas dan berpendidikan, berbeda dengan Anda, para “budak korporat” yang bagai kerbau dicucuk hidung, tidak tahu apa-apa tentang dunia luar.
Inilah realita dunia masa kini. Mereka yang malas mencari-cari alasan sehingga dalam kemalasannya, mereka lebih terlihat punya pikiran luas, keren, dan filosofis. Namun, Salomo menegaskan bahwa terlepas dari apa pun alasannya, mereka yang hanya melipat tangan adalah orang bodoh. Dengan meramu serentetan alasan ini menjadi pembenaran, orang malas menganggap dirinya bijak. Kita lihat saja nanti akhirnya. Orang-orang yang malas akan kacau hidupnya dan ini adalah bukti kebodohan mereka, tidak peduli betapa pun kemalasan itu dikemas dengan berbagai alasan sehingga terlihat pintar.
Jadi, alih-alih sibuk mencari-cari alasan yang keren, dengan berpendidikan, berfilosofis, dan berwawasan luas untuk membenarkan kemalasan Anda, sebaiknya Anda sibuk mengerjakan yang Tuhan Yesus percayakan menjadi tanggung jawab Anda.
Refleksi Diri:
- Apa yang menjadi alasan kemalasan Anda selama ini? Apakah Anda berusaha membuat alasan yang terdengar “pintar” untuk membenarkan kemalasan tersebut?
- Apakah Anda secara khusus pernah berdoa di hadapan Tuhan untuk menjadikan Anda pribadi yang lebih rajin dan produktif? Jika belum pernah, maukah Anda mendoakannya saat ini?