Golongan Ketiga
Matius 2:1-12
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
- Wahyu 2:4
Ketika membaca perikop hari ini, kita biasanya akan berfokus kepada orang-orang majus yang bersemangat berjumpa dengan Tuhan Yesus yang baru lahir, kemudian mengontraskannya dengan Herodes yang justru bersemangat ingin membunuh-Nya.
Namun, kita sering melupakan tokoh lainnya di dalam kisah ini, yakni imam kepala dan ahli Taurat yang dipanggil Herodes (ay. 4). Mereka adalah orang-orang yang telah mempelajari Taurat dan seharusnya menjadi orang yang paling bersemangat bertemu dengan Sang Mesias yang telah dinubuatkan dalam kitab-kitab yang mereka pelajari. Anehnya, sama sekali tidak dituliskan mereka penasaran mengapa Herodes memanggil mereka untuk bertanya hal ini. Mereka tidak bertanya balik kepada Herodes, “Mengapa Anda menanyakan hal ini? Apakah Anda mendapat info mengenai Mesias kami? Tolong beritahukan kepada kami!” Tidak dituliskan mereka menjadi ingin tahu dan mencari Sang Mesias. Imam kepala dan ahli Taurat datang hanya untuk memberi jawaban, kemudian pergi begitu saja.
Aneh sekali bahwa orang asing seperti para majus sangat rindu bertemu Raja orang Yahudi yang baru lahir, tetapi tidak demikian dengan orang-orang yang justru sudah banyak tahu tentang-Nya. Sejahat-jahatnya Herodes, setidaknya ia masih berespons ketika mendengar kabar kelahiran Sang Mesias. Namun, para imam kepala dan ahli Taurat justru tidak menunjukkan respons apa pun. Tidak ada keingintahuan, tidak ada keinginan bertemu, tidak ada semangat. Yang ada hanyalah hati yang dingin. Kita tahu apa yang terjadi 33,5 tahun kemudian. Mereka melakukan hal yang sama yang dilakukan Herodes: berencana membunuh Sang Mesias.
Ada orang-orang yang menyambut Natal seperti orang majus, penuh sukacita dan kerinduan. Ada pula mereka yang membenci Kristus dan gereja-Nya, berencana melakukan kejahatan di hari Natal. Namun, ada juga golongan imam kepala dan ahli Taurat: orang-orang yang sudah terlalu sering merayakan dan mendengarkan pesan Natal, yang telah kehilangan kasih mula-mula sehingga tidak ada lagi semangat untuk menyambut kelahiran-Nya.
Tentu kita tidak seperti Herodes. Namun, apakah pasti kita seperti orang majus? Jangan-jangan hati kita hambar karena entah berapa seringnya kita merayakan Natal dan menyibukkan diri dengan pelayanan-pelayanan gerejawi. Jangan-jangan kita adalah golongan ketiga: golongan imam dan ahli Taurat.
Refleksi Diri:
- Siapa golongan yang paling cocok dengan Anda di dalam kisah ini? Apakah golongan orang majus, Herodes, atau imam dan ahli Taurat?
- Apa hal konkret yang bisa Anda lakukan untuk kembali membangkitkan semangat dalam menyambut Natal seperti golongan orang majus?