Hak Istimewa Orang Percaya
Roma 8:1-17
Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah… Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah.
-Roma 8:14, 16
Pada tanggal 19 Mei 2018, dunia menyaksikan pernikahan anggota kerajaan Inggris, Pangeran Harry dan Meghan Markle. Yang menarik dari pasangan ini bukan hanya pernikahannya tetapi juga latar belakang Meghan. Ia bukan warga negara Inggris melainkan Amerika dan kedua orangtuanya telah bercerai. Meghan yang dulunya berprofesi sebagai artis, juga seorang janda. Latar belakangnya sangat berbeda dibandingkan menantu kerajaan Inggris lainnya, Kate Middleton dan Lady Diana. Namun, setelah menikah dengan Harry, Meghan memperoleh gelar bangsawan Her Royal Highness The Duchess of Sussex. Ia melepaskan semua masa lalunya terkait kewarganegaraan, status, dan kariernya.
Sebagaimana Meghan yang akhirnya dapat menjadi keluarga kerajaan Inggris dan mendapatkan gelar bangsawan, kita sebagai anak Tuhan juga demikian. Kita dahulu hidup dalam dosa, bukan warga Kerajaan Sorga, dan hidup jauh dari Tuhan. Latar belakang kita gelap tidak mengenal terang. Kita hidup menuruti kehendak daging dan perintah si jahat (ay. 3-8). Bila dilihat dari berbagai aspek, kita sangat tidak pantas menerima status sebagai anak Allah, ahli waris Kerajaan Sorga (ay. 23).
Namun oleh kemurahan Tuhan, Dia rela datang ke dunia demi menebus dan menghapus semua dosa kita, serta membawa kita dari gelap kepada terang-Nya yang ajaib (ay. 1-2). Dia bahkan menganugerahkan kepada kita sebuah status mulia sebagai anak-anak Allah dan menjadi ahli waris Kerajaan Sorga (ay. 16-17; Yoh. 1:12). Kita tidak lagi dipanggil sebagai anak gelap melainkan anak terang, anak Allah.
Kini, kita yang telah dianugerahi gelar kehormatan sebagai anak-anak Allah, marilah kita melepaskan semua gaya hidup semasa menjadi anak-anak gelap. Patuhilah aturan Kerajaan Sorga agar kita tidak menjadi batu sandungan bagi yang belum percaya. Hiduplah dalam ketaatan, baik dalam perkataan dan perbuatan, maupun dalam membangun hubungan dengan sesama. Tunjukkan pada dunia bahwa gelar anak-anak Allah bukan hanya status tetapi juga gaya hidup yang melekat dalam diri kita melalui perbuatan tiap hari. Bersyukurlah untuk anugerah Tuhan yang telah mengangkat kita menjadi ahli waris dalam Kerajaan-Nya yang mulia.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sudah berterima kasih atas ketulusan hati Allah sedegil apa pun Anda bersikap kepada-Nya?
- Sudahkah Anda membagikan ketulusan hati dengan tampa pamrih kepada sesama?