Hanya beberapa telempap
Mazmur 39:1-14
“Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!“
Mazmur 39:5
Hampir-hampir saya tidak pernah mendengar atau membaca kata “telempap” dalam bacaan atau percakapan sehari-hari. Kata itu berarti telapak tangan. Rupanya orang Ibrani menggunakan telempap (sekitar 10 cm) sebagai alat ukur. Kita lebih terbiasa menggunakan jengkal. Pemazmur mengatakan bahwa hidupnya hanya beberapa telempap (ay. 6). Sangat singkat. Meskipun ada orang yang berumur panjang, ternyata hanya sebagian dari umur itu yang sungguh-sungguh berarti. Saat terbaik dalam hidup seseorang pun hanya sekejap, seperti uap. Selebihnya mengecewakan. Bahkan ada orang yang sepanjang hidupnya tidak pernah merasa bahagia.
Di dalam doanya pada ayat emas, pemazmur meminta Allah memberitahu batas ajalnya. Maksud permohonannya bukanlah meminta Allah memberitahu kapan ia mati. Saat kematian adalah rahasia Tuhan. Yang dimaksud olehnya adalah agar diberi kesadaran betapa singkat dan tidak pastinya hidup itu. Kesadaran ini penting karena banyak orang tidak pernah berpikir serius tentang kefanaan hidupnya. Pokoknya hidup dipuas-puaskan saja. Mereka berpendapat, “Hidup ini hanya satu kali, mengapa harus susah-susah?”
Kita perlu memahami apa itu kematian. Bahwa kematian adalah akhir kehidupan di dunia ini. Bagi orang fasik, kematian adalah akhir segala kesenangan. Namun bagi orang benar, kematian adalah akhir dari segala kesedihan. Jika kita memandang kematian sebagai sesuatu yang serius dan bisa terjadi kapan saja maka kita tidak akan main-main dengan kehidupan sekarang.
Kesadaran bahwa kita makhluk yang fana seharusnya membuat kita hidup bukan hanya untuk hari ini tetapi untuk kekekalan. Oleh sebab itu, pada saat kita berpikir bahwa hidup di dunia ini fana, pada saat yang sama kita juga harus berpikir tentang kekekalan. Bahwa kita diciptakan Allah untuk kekekalan. Kekekalan yang paling sempurna hanya bisa dinikmati jika kita nanti hidup bersama dengan Sang Pencipta dan Sang Penebus kita. Jika Anda ingin menikmati hidup kekal seperti itu, jumpailah Tuhan Yesus di dalam kefanaan sekarang.
BAGI ORANG PERCAYA, KEMATIAN ADALAH AWAL DARI KEHIDUPAN SORGAWI YANG PENUH SUKACITA.