Harap sabar
Amsal 14
Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
- Amsal 14:29
Anda mungkin pernah menjumpai seseorang yang dikenal sebagai orang yang pendiam, tidak banyak bicara, murah senyum kalau bertemu orang lain sehingga orang-orang pun menyebutnya sebagai bapak yang sabar. Dan orang ini pun menyadari dirinya disebut sebagai orang yang sabar.
Suatu hari bapak ini harus menghadiri acara di sekolah anaknya dan sudah terlambat. Ia menyetir mobilnya seperti seorang pembalap. Sampai di sebuah jalan kecil, ada satu mobil di depannya yang melaju santai menghalanginya. Ia lalu membunyikan klakson tiada henti, sambil mengomel, “Lambat amat sih! Cepet woi! Baru belajar nyetir yah.” Pada kesempatan lain, ketika bapak tersebut jalan-jalan bersama keluarganya ke mal, anaknya rewel minta dibelikan mainan. Tiba-tiba bapak ini membentak, “Bisa sabar ngga kamu?!” Setelah keadaan tenang, ia tertegun dan berkata dalam hatinya, orang-orang bilang saya orang sabar, padahal tidak.
Amsal mengkontraskan antara orang sabar dengan cepat marah, ini menunjukkan suatu sikap hati. Orang sabar besar pengertiannya, ia mau memahami keadaan atau seseorang yang tidak sesuai dengan harapannya (bukan berarti kompromi). Sedangkan cepat marah membesarkan kebodohan seseorang karena orang yang tidak sabaran bisa melakukan hal-hal yang merugikan.
Yang fatal adalah ketika orang Kristen tidak bisa menahan diri, tidak mau mengerti keadaan yang dihadapinya. Kemarahan yang meledak-ledak akan menjadi batu sandungan buat orang yang melihatnya. Ayat ini bukan melarang kita marah, boleh marah tetapi dengan cara dan waktu yang tepat. Seseorang marah kadang bukan karena kebenaran, tapi hanya pelampiasan.
Sifat sabar tercakup di dalam buah-buah Roh (lih. Gal. 5:22) dan juga kasih (lih. 1Kor. 13:4). Tuhan mau Anda memiliki kesabaran. Kemarahan-kemarahan yang muncul tanpa Anda sadari bisa menorehkan luka di hati orang-orang terdekat Anda, saudara seiman, bahkan mereka yang ada di sekeliling Anda yang belum mengenal Tuhan. Mari dengan pertolongan Roh Kudus, belajar untuk memiliki kesabaran dalam menghadapi berbagai situasi yang memancing kemarahan Anda, supaya orang bisa tetap melihat Kristus di dalam diri Anda.
Refleksi Diri:
- Hal apa yang biasanya membuat Anda cepat marah?
- Berdasar kebenaran tadi, apakah Anda mau belajar untuk sabar ketika menghadapi situasi yang memancing kemarahan Anda?