Hati-hati ada pentung!
Amsal 10
Di bibir orang berpengertian terdapat hikmat, tetapi pentung tersedia bagi punggung orang yang tidak berakal budi.
- Amsal 10:13
Ada yang tahu pentung? Pentung adalah kayu untuk memukul seseorang atau binatang saat orang atau binatang itu membandel atau tidak mau menurut. Amsal berkata bahwa kalau orang tidak berakal budi siap-siap akan dipentung, dipukul dengan kayu pentung. Orang yang tak berakal budi atau pikirannya tumpul adalah orang yang suka ngomong sembarangan. Bibirnya asal jeblak, lidahnya tak terkendali.
Seringkali bibir kita berucap lebih cepat daripada otak. Kita mendengar orang berkata, “Kamu ngomong nggak pake otak!” Atau ada juga yang mengumpat, “Otakmu di mana?!” Ini semua kata-kata tidak enak yang meluncur saat emosi yang sedang naik, meluncur deras dari bibir kita. Kata-kata yang spontan meluncur saat kesal melanda atau amarah memuncak.
Kenapa ya orang sering bicara tanpa berpikir? Mungkin hati dan pikiran-nya sedang tidak nyambung. Karena kalau nyambung maka kata-kata yang mau diucapkannya akan “nyantol dulu di otak” atau “lewat dulu di hatinya”. Ia akan mempertimbangkan dulu sebelum mengucapkan kata-kata. Berpikir ulang apakah kata-kata ini menyakitkan orang lain atau tidak? Ia mencoba membayangkan, kalau orang lain yang bicara seperti itu kepada saya, bagaimana perasaan saya? Ia berpikir lalu merasakan dengan hati. Saat bisa merasakan dampaknya terhadap orang lain, bibirnya tidak jadi mengucap. Ia akhirnya bijak dalam memilih kata-kata yang hendak diucapkan supaya orang lain tidak sakit hati. Nah, ini namanya “bibir orang berpengertian” seperti yang disebutkan di Amsal.
Ya, seharusnya kita jangan asal ngomong. Hati-hati ada pentung untuk setiap ucapan-ucapan tak bijak tersebut. Ingat firman Tuhan di Amsal 12:18 (BIS) yang berbunyi, “Omongan yang sembarangan dapat melukai hati seperti tusukan pedang.” Jangan asal buka mulut, ngomong ceplas-ceplos. Asal-asalan memberi komentar tanpa alasan yang cukup kuat. Jangan asal cuap yang bikin hati orang lain curiga. Saat akan bicara, pikir dulu dan rasakan dalam hati. Lalu tetap ingat ada pentung yang dipegang tangan Tuhan yang tak kasat mata siap memukul Anda.
Anda memang mau dipentung oleh Tuhan?
Refleksi Diri:
- Selama ini, bagaimana cara Anda berbicara kepada orang lain? Apakah seperti orang yang berakal budi?
- Apa yang Anda akan ingat jika nanti dihadapkan pada situasi memanas dan emosi yang kesal, saat Anda akan berbicara?