Hati-hati Dengan Keinginan Diri
Yakobus 1:13-15
Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
- Yakobus 1:14
Siapa musuh terbesar kita? Biasanya kita langsung menuduh si jahat atau iblis sebagai biang kerok dari segala perbuatan dosa. Sesungguhnya, si jahat hanyalah memberikan pilihan di hadapan kita: apakah kita mau hidup benar di hadapan Allah atau tidak; apakah kita mau taat pada firman Tuhan atau tidak; apakah kita mau menyangkal diri atau tidak?
Bukan si jahat yang menjadi musuh terbesar kita, melainkan diri kita sendiri. Si jahat tidak pernah bisa memaksa kita, kecuali diri kita sendiri yang mengizinkannya terjadi. Itulah sebabnya Tuhan Yesus pernah menyampaikan bahwa harga mengikuti Dia adalah penyangkalan diri. Menyangkal diri artinya berkata tidak kepada diri sendiri sebab penghalang terbesar untuk mencintai Allah adalah mencintai diri.
Yakobus dengan jelas menyampaikan bahwa setiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri. Keinginan diri sangat berbahaya karena menyeret dan memikat setiap pribadi. Banyak orang jatuh ke dalam perbuatan dosa karena mengikuti keinginan diri.
Saat ini dunia mengajarkan semangat untuk mengandalkan diri sendiri. Dunia mengajak kita mengabaikan Tuhan dalam kehidupan dengan sikap individualistik, narsistik, humanistik, dan sebagainya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan banyak orang gagal untuk menyangkal diri. Mereka bukannya menyangkal diri, melainkan diperbudak oleh keinginan diri. Mereka menjadikan diri sebagai solusi, padahal justru diri sendiri adalah pusat/sumber masalahnya. Ini mustahil untuk dilakukan manusia.
Jadi, kita membutuhkan Pribadi yang Ilahi sebagai satu-satunya solusi untuk mengatasi keinginan diri. Kita tidak bisa berjuang sendiri dan mengandalkan diri. Kita membutuhkan kekuatan dan kuasa Roh Kudus agar dimampukan untuk menyangkal diri dan menang atas godaan diri yang berdosa.
Pergumulan melawan keinginan diri adalah pergumulan seumur hidup. Karena itu, setiap hari kita perlu mengandalkan Roh Kudus untuk memimpin hidup kita. Pada akhirnya pilihan ada di tangan kita: apakah kita mau hidup dipimpin oleh Roh Kudus ataukah menyerahkan hidup untuk dipimpin oleh keinginan diri (daging) yang berakhir dengan perbuatan dosa? Hati-hati dengan keinginan diri!
Refleksi Diri:
- Apa yang menjadi keinginan diri yang membuat Anda sering jatuh ke dalam perbuatan dosa?
- Bagaimana Anda mengembangkan kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus, bukan dikuasai oleh keinginan diri (kedagingan)?