Hati Yang Tenang
Amsal 14:29-30
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
- Amsal 14:30
Craig Groeschel dalam bukunya #Struggles mengatakan, “Kitalah bangsa pertama dalam sejarah dunia yang mampu melihat kehidupan pribadi orang lain secara real time.” Media sosial memungkinkannya. Kita jadi tahu aktivitas makan-makan, jalan-jalan atau foto-foto keluarga orang lain yang tampaknya mencerminkan kebahagiaan mereka. Reaksi kita bisa biasa-biasa saja, ikut senang atau mungkin malah iri hati. Kenapa kok dia bisa seperti itu, sedangkan hidup saya begini-begini aja? Huh.. padahal cuma foto doang, tapi yang like banyak banget.. dasar caper! Mungkin komentar-komentar ini yang muncul dalam hati atau meluncur lewat bibir.
Sadarilah, iri hati itu berbahaya. Bahaya karena sebenarnya kita jadi punya hasrat mengingini apa yang dimiliki orang lain; karena kita tidak bisa mensyukuri keberhasilan atau prestasi orang lain; karena kita sedang menempatkan diri kita sebagai pusat dari semuanya. Amsal 14:30 (BIS) dengan tepat mengatakan, “Iri hati bagaikan penyakit mematikan.” Iri hati seperti virus mematikan yang menghancurkan bagian-bagian penting di dalam kehidupan seseorang. Craig Groeschel mendefinisikan “Iri hati sebagai membenci kebaikan Allah dalam hidup orang lain dan mengabaikan kebaikan Allah dalam hidup Anda sendiri.” Virus iri hati ini bisa menjangkiti siapa saja karena awal kejatuhan manusia dalam dosa adalah mengingini apa yang bukan menjadi haknya. Manusia cenderung tidak puas dengan pemberian Allah.
Ayat emas di atas menyampaikan, “hati yang tenang” adalah penangkal virus iri hati. Hati yang tenang adalah hati yang tidak gelisah dengan situasi di sekitar; hati yang tidak terganggu melihat keberhasilan orang lain; hati yang bisa bersyukur dengan apa yang diberikan Tuhan. Orang yang sudah mengenal Tuhan Yesus memiliki hati yang tenang. Penerimaan dirinya diberikan oleh Yesus. Ketika manusia sibuk memoles dirinya untuk diterima orang lain, justru Yesus menerima manusia dalam keadaan paling buruk dan menjijikkan karena dosa. Tidak ada penerimaan seperti yang Yesus lakukan. Saat seseorang mengenal Yesus, penerimaan sejati sudah didapatkannya melalui Tuhan Yesus. Hati yang tenang di dalam Tuhan membuat Anda bisa menjalani hidup dengan penuh sukacita, tetapi iri hati akan menghabiskan hidup Anda dalam susah hati.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah merasa tidak puas dengan apa yang Anda miliki dan iri hati terhadap apa yang dimiliki orang lain?
- Buatlah tiga hal yang bisa Anda syukuri setiap harinya mulai hari ini. Bisakah Anda menyebutkannya?