Hero Atau Zero?
Yohanes 13:1-17
Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.
-Yohanes 13:1
Menjadi hebat dan terkenal adalah idaman banyak orang. Tidak heran setiap kali ada ajang pencarian bakat, banyak orang mengantre dengan harapan menjadi idola baru. Posisi terkenal dan ternama memang menggiurkan. Banyak orang ingin jadi hero dan menghindari posisi zero.
Nah, bagaimana dengan Tuhan Yesus? Apakah Dia menghendaki kita jadi hero atau zero? Keindahan dari menapaki jalan kerendahan hati yang Yesus lakukan, tercantum pada ayat emas hari ini. Kata “berbahagia” sama maknanya dengan “diberkati”. Artinya, kalau kita memahami kerendahan hati yang Yesus kehendaki dari anak-anak-Nya dan melakukannya maka kita akan diberkati dalam hidup kerohanian, serta memperoleh perkenanan dari-Nya.
Rasul Paulus mengatakan dalam Filipi 2:6-8, “… walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Jalan yang diambil Tuhan Yesus bukan untuk kepentingan-Nya, tetapi untuk manusia yang berdosa. Jika Yesus tidak merendahkan diri-Nya maka tidak akan pernah ada penebusan dosa. Kita, manusia berdosa tidak akan diselamatkan.
Hidup orang percaya seharusnya dapat memikirkan kepentingan orang lain, bukan hidup hanya untuk diri kita sendiri. Orang yang melayani belum tentu orang yang rendah hati, tetapi orang yang rendah hati pastilah orang yang melayani. Melayani tidak hanya sebatas di gereja, tetapi seluruh hidup kita diberikan untuk bisa membuat orang lain merasakan berkat. Yesus mau supaya kita sebagai anak-anak yang sudah dikasihi dan diselamatkan-Nya, juga mengasihi orang lain. Melayani orang lain adalah jalan yang sebenarnya jauh lebih indah, seperti yang dikatakan John Piper, “Serving others is the most deeply joyful, satisfying life.”
Saat melihat teladan Yesus membasuh kaki maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melayani orang lain. Cobalah berdoa bagi beberapa orang yang mungkin paling tidak pernah Anda pikirkan. Ayo berusaha melayani mereka, sama seperti Yesus telah melayani murid-murid-Nya.
Refleksi Diri:
- Mengapa orang percaya harus melayani orang lain?
- Siapa saja orang yang Anda mau mulai doakan, yang selama ini tidak Anda pikirkan?