Hidup Untuk Kristus
2 Korintus 5:11-21
Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
- 2 Korintus 5:15
Sebuah film mengisahkan seorang remaja laki-laki yang hidup di pulau kecil berpenduduk mayoritas Kristen. Keluarga remaja ini juga Kristen, termasuk ayahnya. Mereka beribadah ke gereja, punya Alkitab, dan sang ayah juga mengenakan kalung salib. Namun, saat remaja ini cekcok dengan ayahnya maka dengan bengis sang ayah akan mencambuk punggung anaknya sampai penuh luka, tanpa penyesalan. Ayahnya mengaku Kristen, tetapi perilakunya jauh dari imannya.
Kisah seperti ini tidak sulit ditemukan dalam praktik kehidupan keluarga Kristen. Perilaku bertolak belakang dengan iman yang dipercayai. Jati diri orang Kristen jadi kabur. Hendaklah kita berdiam sejenak, melihat secara jujur ke dalam diri, apakah kita termasuk orang Kristen demikian atau tidak? Apakah kita hidup dengan jati diri Kristen? Cobalah cek poin-poin berikut:
(1) Tidak lupa jati diri. Paulus melihat cara berpikir dan perilaku jemaat Korinstus tidak sesuai dengan apa yang mereka imani. Mereka mengabaikan pentingnya jati diri orang percaya. Mereka memandang sebelah mata Paulus karena dalam pelayanannya, ia mengalami banyak penderitaan bukan kemakmuran. Padahal Kristus telah berkorban mati, lalu bangkit demi memberikan kehidupan kekal yang begitu berharga. Orang percaya mengalami perubahan status dari kematian menjadi kehidupan. Paulus berkata hidup orang percaya adalah hidup milik Kristus, sebuah kehidupan yang begitu berharga. Ketika mengabaikan jati diri sebagai milik Kristus maka akan memengaruhi seluruh kehidupan kita.
(2) Arah yang baru. Jati diri akan menentukan dan memengaruhi pikiran, perbuatan, dan seluruh kehidupan kita. Kita bisa hidup untuk Kristus jika sudah di dalam Kristus, jangan dibalik. Orang yang telah ditebus Kristus tidak boleh hidup hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Kristus. Inilah arah yang baru dan benar, yang harus menjadi patokan bagi orang percaya.
Kehidupan baru di dalam Kristus, memberikan arah yang baru dan benar. Berjalan di dalam arah yang baru berarti hidup untuk Kristus, seluruh keberadaan diri kita, baik pekerjaan, rumah tangga, studi, tidak pernah dilepaskan dari relasi dengan Kristus. Bukan lagi kita yang menjadi pemimpin hidup, tetapi Kristus-lah pemimpin kita.
Refleksi Diri:
- Apa yang biasanya membuat seorang Kristen tidak berperilaku sesuai imannya?
- Komitmen apa yang mau diambil supaya hidup Anda menunjukkan jati diri orang percaya?