Hidupku Bukan Aku Lagi
Galatia 2:15-21
…tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
- Galatia 2:20a
Di dalam menjalani hidup, kita perlu belajar menahan kata, menahan langkah, dan menahan diri supaya bisa mengerti apa yang orang lain rasakan. Hidup ini bukan hanya soal yang saya rasa, saya mengerti, saya pikir atau
yang saya maui, tapi hidup soal bagaimana kita belajar merasakan, memikirkan, dan memahami orang lain.
Bagaimana dengan hidup kekristenan? Hidup kekristenan kita di dunia ini seperti sebuah “Study Tour”, yaitu perjalanan panjang untuk belajar memahami, memikirkan, dan menaati Kristus, Tuhan Yesus. Selama perjalanan hidup, kita diajar yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Tadinya tidak bisa menjadi bisa, tidak suka menjadi suka, dan tidak mau menjadi mau.
Dari seluruh perjalanan hidup seorang percaya yang panjang dan melelahkan, pelajarannya cuma satu, yaitu bukan saya, tapi Dia, Sang Kristus. Itulah arti dari ayat emas di atas, “Hidupku bukannya aku lagi tapi Yesus yang ada di dalamku.” “Lho Bu, jadi cuma satu pelajarannya?” Coba saja jalani om, tante. Walaupun cuma satu tetapi sudah lebih dari separuh hidup, saya masih harus terus berjuang. Perjuangannya berlangsung seumur hidup. Memang tidak mudah untuk menjalankannya, perlu komitmen, harus konsisten day by day. Ada harga yang harus dibayar. Perjalanan ini adalah perjalanan memikul salib yang tentunya berat dan perlu pengorbanan.
Seringkali saya harus mengingatkan diri, “Ingat yah, ini bukan soal diriku, keinginanku, rencanaku atau mauku. Ingat ada Kristus yang hidup di dalam diriku.” Kadang saya juga merasa “amnesia” dan sok tahu, saat menjalani hidup dengan mengikuti apa mau saya, mata saya, emosi saya, dan pikiran saya. Dan mulut saya berucap lagi, lagi, dan lagi, “Tuhan ampuni aku!”
Hari ini, ambilah waktu untuk menata hidup. Menyusun kembali rencana, keputusan, pilihan jurusan, yang sesuai dengan Tuhan Yesus kehendaki. Tolong putuskan dan pilih yang menyenangkan hati Tuhan ya.. “karena hidupku bukannya aku lagi tapi Yesus dalamku.”
Refleksi Diri:
- Sudahkah Anda mengundang Yesus masuk ke dalam hati dan hidup Anda?
- Jika Yesus sudah ada di dalam hati Anda, apakah Anda sudah mendahulukan apa yang Dia maui dalam hidup Anda?