Hikmat Dalam Berbelanja
Pengkhotbah 2:10-11
Milik yang diperoleh dengan cepat pada mulanya, akhirnya tidak diberkati.
- Amsal 20:21
Di zaman sekarang, ada begitu banyak aplikasi e-commerce yang menjajakan produk- produk menarik bagi kita. Tentunya aplikasi-aplikasi ini adalah inovasi yang baik. Namun, jika benar demikian, mengapa banyak orang yang justru terbelit hutang dalam situs-situs pinjol (pinjaman online) untuk membeli produk-produk tersebut?
Berdagang dan membeli barang bukanlah sesuatu yang buruk. Di dalam hikmatnya, cara ini dipakai manusia untuk menyebarkan sumber daya secara merata. Aku punya ini dan kamu punya itu. Kamu menginginkan milikku dan aku menginginkan milikmu. Jadi kita berdagang. Melalui perdagangan kita mendapatkan apa yang kita inginkan tanpa perlu mencuri. Hal serupa dilakukan oleh Salomo. Dengan segala kekayaannya, ia “tidak merintangi mataku dari apa pun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apa pun.” Kenapa? Karena “itulah hasil jerih payahku” (ay. 10).
Demikian pula klaim orang-orang yang melakukan impulsive buying, yakni mereka yang memiliki keinginan untuk tiba-tiba membeli sesuatu tanpa pertimbangan panjang. “Ini kan gajiku! Terserah aku mau dipakai apa!” Ya, memang uang adalah milik dan hasil usaha Anda. Namun, ayat emas di atas memperingatkan bahwa membeli sesuatu dengan cepat tanpa pertimbangan adalah tindakan yang tidak akan diberkati. Ini sangat relevan dengan zaman sekarang. Dengan berjerih payah seseorang bekerja untuk mengumpulkan rezeki, tetapi rezeki itu dipakai secara boros untuk membeli hal-hal tidak berguna yang tidak terpakai. Barang yang dibeli hanya menjadi sarang debu saja. Ini pun adalah suatu bentuk tidak diberkati Tuhan karena kebodohan sendiri.
Bagaimana dengan Anda? Kehadiran aplikasi-aplikasi e-commerce memang membuat segala sesuatu makin praktis. Namun, ini juga menjadi godaan untuk menggunakan uang secara tidak berhikmat. Tidak hanya e-commerce, belanja yang dilakukan secara tradisional pun dapat menjadi godaan untuk menggunakan uang yang Tuhan percayakan dengan tidak bertanggung jawab. Ingat perumpamaan Tuhan Yesus tentang talenta! Harta yang kita miliki juga adalah talenta yang Tuhan percayakan untuk kita kembangkan.
Jadi, setiap kali Anda ingin membeli sesuatu, jadilah orang yang berhikmat! Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini kebutuhan atau keinginan saja?”
Refleksi Diri:
- Bagaimana kebiasaan Anda selama ini dalam menggunakan uang? Apakah Anda cenderung boros untuk membeli hal-hal yang tidak berguna?
- Apa langkah praktis yang dapat Anda lakukan untuk menjadi orang yang berhikmat dalam berbelanja?