Bagikan artikel ini :

Incaran Maut Dosa

Kejadian 4:5-12

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
- 1 Petrus 5:8

Kisah Kain dan Habel merupakan kisah tragis karena terjadi pembunuhan berencana yang dilakukan oleh saudara kandung. Ini disebabkan bukan oleh sesuatu yang besar
dan juga bukan karena Habel melakukan kesalahan fatal terhadap Kain. Kejadian ironis dan merusak hubungan antar keluarga ini disebabkan oleh dosa yang diberikan ruang sehingga berkarya dalam kehidupan manusia.

Tuhan Allah sudah mengingatkan Kain akan dosa yang menggodanya, yaitu merencanakan pembunuhan adiknya sendiri. Namun, Kain seperti tidak mengindahkan peringatan Tuhan (ay. 6-7). Sikap Kain dapat dikategorikan sebagai sikap sombong karena menganggap dirinya paling benar. Jackson Gravitt, seorang penulis dari Amerika, berpendapat bahwa kesombongan Kain sangat mungkin karena ia diistimewakan oleh orangtuanya. Hawa memberi arti nama hanya kepada Kain, sedangkan Habel hanya disebut sebagai “adik Kain” (ay. 1-2). Keistimewaan ini mungkin didorong harapan Hawa bahwa Kain adalah keturunan yang “meremukkan kepala ular” (Kej. 3:15).

Kesombongan Kain menyebabkan dosa berkarya dengan leluasa menghancurkan kehidupan Kain dan keluarganya. Kesombongan Kain juga membuatnya tidak mau mengakui
kesalahannya di hadapan Tuhan (ay. 9-10). Kesombongan Kain membuat kutuk dosa jatuh di atas diri dan keturunan-keturunannya, menjadikannya pengembara di muka bumi (ay. 11-12). Karena itu, benarlah peringatan Rasul Petrus bagi orang Kristen untuk terus berjaga-jaga atas Iblis yang mengincar untuk menjatuhkan manusia (1Ptr. 5:8).

Kutuk dan kuasa dosa sebenarnya sudah dihancurkan oleh karya Tuhan Yesus di atas kayu salib. Kebenaran ini nyata dalam kehidupan orang Kristen yang percaya kepada-Nya.
Ia akan menjalani satu fase yang disebut justification (pembenaran, lih. Rm. 5:1-2), dan selanjutnya masuk ke fase sanctification (pengudusan, lih. Rm. 12:1-2) yang akan dijalani
sampai ia dipanggil pulang ke surga atau pada saat Yesus datang kedua kalinya ke dunia.

Orang yang hidup dalam fase sanctification masih bisa tergoda untuk berbuat dosa, tetapi statusnya aman di hadapan Tuhan. Ini bukan berarti ia bebas melakukan dosa lagi,
melainkan harus dimuridkan untuk makin serupa dengan Yesus. Mari menjaga hidup dari dosa dan belajar hidup makin serupa dengan Yesus. Ingatlah bahwa Yesus mengetuk pintu hati Anda, dengar dan bukalah hati Anda kepada-Nya (Why. 3:20).


Refleksi Diri:

  • Apakah masih ada dosa yang susah Anda lepaskan hingga saat ini? Doakan mohonkan kekuatan dari Yesus.
  • Bagaimana Anda belajar untuk hidup semakin serupa dengan Yesus?