Indahnya kebersamaan
Pengkhotbah 4:7-17
Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.
- Pengkhotbah 4:9
Peribahasa berkata, “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Artinya, kalau kita berjuang melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama akan memiliki dampak kekuatan yang lebih besar daripada sendiri-sendiri. Bersatu kita lebih kuat daripada terpecah belah. Ada potensi besar untuk mencapai tujuan apabila kita bersatu.
Namun, manusia post modern cenderung individualistik. Orang-orang asyik hidup di dalam dunia mereka sendiri dengan gawai di tangan. Nilai kebersamaan semakin luntur, baik di keluarga, masyarakat, maupun gereja. Ini seharusnya tidak boleh terjadi karena sejak penciptaan, Allah tidak merancang manusia untuk hidup sendiri tanpa bersekutu dengan yang lain (Kej. 2:18).
Konteks perikop hari ini lebih berbicara tentang hidup di dalam komunitas, bukannya tentang pernikahan. Alasannya karena “orang sendirian” di ayat 7-8 disebutkan tidak memiliki saudara dan anak laki-laki, bukan tidak memiliki suami atau istri. Selain itu, konteks “berdua” pada ayat 9-12 pun lebih mengarah pada konteks perjalanan bisnis, bukan pernikahan.
Mengapa berdua lebih baik dari pada seorang diri? Pertama, karena berdua bisa saling menolong (ay. 10). Perjalanan bisnis zaman dahulu seringkali memakan waktu lama dan melewati bahaya. Kalau seorang terjatuh ke dalam jurang maka temannya akan mengangkatnya.
Kedua, berdua bisa saling memberi kehangatan (ay. 11). Tidak jarang para pedagang harus bermalam di tengah gurun atau hutan dengan udara sangat dingin. Mereka mengatasinya dengan cara tidur bersama supaya hangat. Itulah upah yang baik, yaitu memberi kehangatan kepada orang lain!
Ketiga, karena berdua bisa saling memberikan perlindungan (ay. 12a). Pedagang yang bepergian sendirian akan menjadi mangsa empuk para perampok. Dengan berpergian bersama, mereka bisa saling melindungi dan lebih sulit untuk dikalahkan. Upah anak Tuhan adalah memberi perlindungan bagi orang lain.
Jemaat mula-mula pun selalu berkumpul bersama dan bertekun dalam persekutuan. Mereka saling menolong, memberi semangat dan perlindungan, sehingga Tuhan memberkati dan menambahkan jiwa-jiwa baru setiap hari (Kis. 2:42-47). Yuk, teladani hidup mereka selaras dengan apa yang Pengkhotbah sampaikan.
Carilah teman dari kumpulan saudara seiman dan bentuklah komunitas yang sehat di gereja.
Refleksi Diri:
- Apa alasan Pengkhotbah menekankan pentingnya hidup bersama?
- Apa yang Anda akan lakukan untuk membangun kebersamaan dalam keluarga dan komunitas gereja Anda?