Injil Dan Kepedulian Sosial
Galatia 2:1-10
hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.
- Galatia 2:10
Di kalangan gereja Protestan, dikenal istilah Injil sosial yang merujuk gerakan keterlibatan gereja dalam isu-isu sosial, seperti ketidakmerataan ekonomi, kemiskinan, kecanduan, kejahatan, ketegangan rasial, lingkungan hidup, perdagangan manusia, dsb. Gerakan ini sangat populer di Amerika Serikat dan Kanada pada awal abad ke-20. Niat gerakan ini pada awalnya baik, tetapi kemudian membiaskan berita Injil dalam arti keselamatan di dalam Yesus menjadi keselamatan sebagai perwujudan keadilan sosial.
Dalam Galatia 2, diceritakan tentang pembagian tugas antara Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Fokus Petrus adalah memberitakan Injil kepada orang-orang bersunat, yaitu bangsa Yahudi, sedangkan Paulus kepada orang-orang yang belum bersunat, yaitu bangsa-bangsa lain di luar bangsa Yahudi (ay. 7). Pembagian tugas ini menyatakan bahwa pada masa itu sudah ada kesadaran bahwa Injil adalah untuk semua bangsa dan semua golongan manusia. Tak ada kalangan yang boleh terlewatkan.
Ayat 2 menegaskan kembali pentingnya Injil menjangkau semua orang, bahkan ditekankan juga dalam ayat emas di atas, tentang pentingnya menjangkau orang-orang miskin. Mereka juga perlu Injil. Namun, kebutuhan mereka bukan saja mendengar Injil, mereka juga butuh bantuan sosial. Injil akan kehilangan maknanya jika pemberita hanya menyampaikan berita keselamatan tetapi membiarkan mereka binasa karena kelaparan jasmani. Injil bukan saja mengenyangkan manusia yang lapar rohani tetapi juga harus memberi makan mereka yang lapar jasmani.
Gereja GII Hok Im Tong setiap minggu ke-2 dan 4 mengumpulkan persembahan diakonia. Dana diakonia ini seratus persen digunakan untuk membantu jemaat yang kekurangan. Selain itu, dana penginjilan juga sebagian dialokasikan untuk menaikkan taraf hidup masyarakat yang dilayani dalam berbagai bentuk proyek kemanusiaan. Semua ini dilakukan untuk menyatakan bahwa memberitakan Injil dan mengusahakan kesejahteraan sosial haruslah berjalan bersama-sama. Injil tanpa pelayanan sosial adalah iman tanpa perbuatan. Oleh karena itu, beritakanlah Injil dengan memerhatikan orang-orang yang hidup dalam kekurangan.
Refleksi Diri:
- Apa hubungan antara pemberitaan Injil dengan membantu orang-orang kekurangan?
- Bagaimana cara praktis yang Anda akan lakukan untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sekitar Anda sambil membantu mereka di dalam kekurangannya?