Jadilah Pembawa Damai
Matius 5:1-12
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
- Matius 5:9
Saya merasa sedih jika mendengar ada orang Kristen yang dicap sebagai tukang ribut atau pembawa masalah. Padahal sebagai orang percaya, kita diharapkan oleh Yesus menjadi pembawa damai bagi sesama seperti ayat di atas.
Pembawa damai bukanlah orang pasif, tidak melakukan apa-apa atau menghindari permasalahan. John Stott mengatakan, “Seseorang yang menghindari konflik sesungguhnya bukanlah pembawa damai. Menghadapi masalah serta menolong orang lain untuk tetap dapat melakukan pekerjaannya dalam situasi penuh masalah, termasuk bagian dari usaha membawa damai.” Seorang yang diam saja ketika ada permasalahan belum tentu membawa damai karena di dalam hatinya mungkin jauh dari perdamaian, penuh caci maki atau kegeraman. Justru pembawa damai berani menghadapi permasalahan dengan cara yang Yesus kehendaki, penuh kasih dan damai. Kalau seseorang punya kasih pasti bisa berdamai.
Yesus datang ke dunia tidak membawa permasalahan, bukan ingin menyusahkan manusia, tetapi justru mau mendamaikan manusia dengan Allah. Dia rela berkorban supaya manusia tidak lagi jadi musuh Allah. Paulus berkata, “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merobohkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,” (Ef. 2:14). Meski Yesus harus ditolak, dicemooh, disiksa, tetapi Dia tidak undur. Yesus terus maju, sekalipun pengorbanan-Nya begitu besar dan menyakitkan.
Pembawa damai bukanlah orang yang tidak punya pendirian, tetapi memegang teguh kebenaran dan memiliki kasih. Menjadi pembawa damai bukan berarti menihilkan konflik, itu mustahil sebab dunia adalah tempat yang penuh dosa. Orang yang sudah diperdamaikan dengan Allah seharusnya menjadi pembawa damai. Ia rela berkorban karena mengasihi. Penting digarisbawahi, menjadi pembawa damai tidak selalu berakhir menyenangkan tetapi pasti selalu menyenangkan Tuhan.
Hendaklah Anda menjadi pembawa damai dimana kehadiran Anda bukan menjadi batu sandungan, memecah belah atau memperkeruh suasana, tetapi membangun dan mempersatukan. Hiduplah damai dengan orang di sekitar Anda. Berdoalah supaya Yesus menolong Anda menjadi pendamai dan doakan seseorang yang mungkin sudah lama berseteru dengan Anda, biar Dia yang menolong. Kita adalah anak-anak Tuhan, mari menjadi pembawa damai di mana pun kita berada.
Refleksi Diri:
- Mengapa sebagai orang percaya kita harus senantiasa membawa damai?
- Jika ada orang yang berseteru dengan Anda, apakah Anda mau mulai mendoakan agar satu hari nanti bisa berdamai dengannya?