Jalan-Ku Bukan Jalanmu
Yesaya 55:6-13
TUHAN berkata, “Pikiran-Ku bukan pikiranmu, dan jalan-Ku bukan jalanmu.”
- Yesaya 55:8 (BIMK)
Orang-orang yang percaya kepada Kristus disebut pengikut Kristus. Mereka mengikuti Sang Guru, tapi kenyataannya tidaklah demikian. Contohnya dalam cara hidup, karakter atau pikirannya. Mereka mengaku diri pengikut tetapi ternyata tidak ngikut.
Orang-orang seperti ini lebih memilih ikut pikiran dan rencananya sendiri dan ketika bertemu dengan masalah, mereka menyalahkan Tuhan kenapa begini?! Lalu doa mereka jadi begini, bukankah Engkau Allah Mahakasih? Mengapa semua yang buruk ini terjadi padaku? Bukankah Engkau Allah Mahakuasa? Mengapa aku dibiarkan tak berdaya?
Lho waktu memutuskan kalian jalan sendiri, lalu ketika kejadian hal-hal yang di luar rencana kalian, kok bawa-bawa Tuhan? Khan lucu orang-orang ini yah.. selucu itulah diri Anda dan saya. Katanya ikut rencana-Mu, tahunya ikut rencanaku. Katanya melayani-Mu, tahunya melayani egoku. Katanya kehendak-Mu, nyatanya kehendakku.
Hal serupa terjadi pada zaman Nabi Yesaya. Yesaya menyampaikan ayat ini sebagai peringatan sekaligus penghiburan bagi bangsa Israel yang tertawan di Babel. Akibat memilih jalannya sendiri, bangsa ini justru tertindas dan dikuasai oleh bangsa lain. Ayat di atas merupakan teguran Allah bagi umat-Nya yang berjalan menurut kehendaknya sendiri.
Seringkali kita mendoakan rencana. Kita bawa harapan dan segala pemikiran kepada Tuhan. Lalu kita anggap Tuhan pasti setuju dengan semua itu. Kita pikir karena rencana, tujuan, dan pikiran kita baik, Tuhan pasti setuju, dan jreeeng kita jalankan... Lho tahunya beda..! Kita dikecewakan, dikhianati, diremehkan, ditinggalkan. Mengapa begini Tuhan?
Dan Tuhan menjawab, “Pikiran-Ku bukan pikiranmu, dan jalan-Ku bukan jalanmu.” Dari awal kita sudah diingatkan dan diperingatkan Tuhan melalui firman-Nya, tapi kita tidak mendengarkan. Kalau kalian tanya ke saya, “Mengapa begini, Bu?” Maka saya jawab, “Kapokmu kapan mas/mbak!”
Yuk, biasakan menanyakan, mendoakan, dan mengkonsultasikan segala rencana kita kepada Tuhan Yesus. Belajarlah peka terhadap suara dan nasihat-Nya yang mungkin disampaikan melalui firman atau orang lain. Saat kita mengetahui rencana-Nya, pastilah jalan-jalan-Nya berakhirnya indah meski terkadang melalui jalan sempit nan berliku. Rancangan Yesus selalu sempurna dan baik.
Refleksi Diri:
- Bagaimana biasanya Anda memutuskan suatu rencana? Berdasar keinginan sendiri atau kehendak Tuhan?
- Apa yang lain kali Anda akan lakukan saat menjalankan sebuah rencana dalam hidup?