Jangan Asal Kutip!
Yunus 4:1-4; Keluaran 34:6-7.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
- 2 Timotius 3:16
Kasus penistaan agama yang dialami oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada September 2016 begitu menggemparkan Indonesia. Ahok merupakan sosok yang menonjol karena prestasi dan sepak terjangnya yang berani melawan korupsi sebagai gubernur DKI Jakarta pada waktu itu. Namun, karena pidatonya yang menggunakan ayat Al-Quran dipotong dan disebarkan sehingga memberikan kesan bahwa ia menista agama, Ahok harus mendekam di penjara, serta kehilangan jabatan gubernurnya. Peristiwa ini menunjukkan betapa destruktifnya membagikan informasi tanpa konteks yang menyertai. Demikian juga dengan membaca Alkitab.
Yunus menyampaikan keluhannya kepada Tuhan dengan menggunakan sebagian penyataan diri Tuhan di dalam kitab Keluaran. Yunus melakukannya untuk mendukung keluhannya kepada Tuhan. Ia cuma mengutip karakter Tuhan yang penuh kasih dan kesabaran (ay. 2; bandingkan Kel. 34:6) untuk mengeluhkan Tuhan yang tidak jadi menghukum orang Niniwe yang bertobat. Padahal di bagian yang ia kutip dalam kitab Keluaran juga menyatakan Tuhan itu adil (Kel. 34:7). Penyebabnya adalah Yunus merasa orang Niniwe yang bertobat dan tidak jadi dihukum adalah sesuatu yang salah. Ia merasa tidak seharusnya Tuhan mengampuni orang Niniwe. Dengan kata lain, ia merasa Tuhan salah.
Penggunaan ayat Alkitab yang hanya sebagian tanpa konteks yang benar, biasanya hanya untuk memuaskan rasa kebenaran pribadi. Membaca Alkitab dengan cara yang demikian merupakan hal yang berbahaya karena bukan kebenaran yang sungguh-sungguh benar yang disampaikan, melainkan kebenaran secara subjektif. Hal demikian juga dilakukan oleh Iblis ketika mencobai Yesus di padang gurun (Mat. 4:1-11). Membaca Alkitab dengan benar seharusnya membawa kita kepada penundukan hati di bawah Tuhan, bukan peninggian rasa kebenaran kita.
Orang Kristen yang sudah ditebus oleh Kristus juga perlu untuk diubahkan semakin serupa dengan Tuhan Yesus melalui pembacaan Alkitab dengan benar. Ketika orang Kristen menggunakan bagian-bagian Alkitab secara subjektif hasilnya adalah ajaran yang sesat dan menyimpang. Mari kita membaca Alkitab dengan utuh dan biarkan Roh Kudus dengan leluasa mengubah hati kita dengan firman Tuhan untuk menjadi serupa dengan Tuhan Yesus.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah menggunakan ayat Alkitab hanya sebagian-sebagian untuk kepentingan pribadi? Apakah hasilnya memuliakan Tuhan?
- Bagaimana seharusnya Alkitab mengubah kehidupan orang Kristen?