Jangan Berencana Tanpa Tuhan
Yakobus 4:13-17
Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”
- Yakobus 4:15
Merencanakan masa depan adalah baik dan biblikal. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita bahwa melakukan sesuatu harus direncanakan (Luk. 14:28-32). Setiap keputusan perlu diperhitungkan dengan matang dan tidak boleh sembarangan. Tuhan bukan saja mengajarkan kita berencana, tetapi Dia sendiri juga merencanakan perjalanan hidup dan pelayanan-Nya. Dia mengikuti rencana Allah Bapa. Perjanjian Lama adalah rencana dan janji Allah bagi keselamatan manusia. Ketika Kristus berinkarnasi menjadi manusia maka rencana Allah telah digenapkan. Saat Yesus mati diatas kayu salib, Dia berkata, “Sudah selesai” (Yoh.19:30), karena dengan mati-Nya Dia telah menyelesaikan seluruh rencana Allah. Jadi, merencanakan masa depan adalah sesuai dengan pengajaran firman Allah.
Kita boleh berencana, tetapi tidak boleh berencana tanpa Tuhan. Inilah inti firman Tuhan hari ini. Kita tidak boleh berencana tanpa melibatkan Tuhan dalam rencana kita. Mengapa? Pertama, karena ketidakmampuan kita sebagai manusia untuk mengontrol masa depan, baik dalam hal pengetahuan, maupun dalam hal kesementaraan. Kita tidak tahu masa depan kita dan kita tidak mampu mengontrolnya. Kedua, karena merencanakan masa depan tanpa melibatkan Tuhan di dalamnya sama dengan suatu kecongkakan. Dengan membuat rencana atas kehendak sendiri, kita sebetulnya telah mengabaikan rencana Tuhan di dalam hidup kita. Kita bersikap jumawa karena merasa mampu membuat rencana dan melakukannya dengan hikmat dan kekuatan sendiri. Kita mengabaikan kuasa dan kedaulatan Tuhan.
Perhatikan kalimat “Jika Tuhan menghendakinya….” pada ayat emas di atas yang menyatakan suatu penyerahan akan hasil dari rencana kita. Sebaliknya, jika Tuhan tidak menghendaki maka tidak ada rencana kita yang akan terwujud. Kita sedang menyerahkan masa depan kita ke dalam kontrol Allah. Sekalipun kita berencana, tetapi rencana kita bukan kata akhir. Rencana kita mungkin salah, perlu dikoreksi oleh rencana Allah. Rencana kita tidak sempurna, perlu disempurnakan oleh Allah sendiri. Maka rencana manusia kita harus ditundukkan di bawah kedaulatan Allah sendiri.
Refleksi Diri:
- Apa rencana-rencana yang telah Anda susun untuk waktu ke depan? Sudahkah Anda membawanya di dalam doa?
- Jika rencana-rencana kita tidak terwujud, bagaimana respons Anda yang menggambarkan penundukan pada kehendak Allah? Bagaimana respons Anda jika lebih mengedepankan rencana sendiri?