Jangan berkata kotor!
Efesus 4:17-32
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
- Efesus 4:29
Hidup di Bandung membuat saya sedikit kaget, terutama karena orang dengan mudahnya bisa mengeluarkan kata-kata kotor dari mulutnya tanpa berpikir panjang. Dan itu bisa saya jumpai di keseharian dan di banyak tempat.
Di daerah lain juga akrab dengan kata-kata kotor, tetapi di Bandung kuantitasnya jauh lebih banyak dan frekuensinya sering diucapkan. Dalam lima menit saja, saya mengamati lima anak SMP yang sedang ngobrol, bisa mengucapkan 23 kali kata “binatang”, yang disampaikan sebagai makian, guyonan atas hal yang mereka sedang perbincangkan.
Kata kotor dalam ayat emas di atas berasal dari bahasa Yunani, sapros yang artinya kata-kata yang tidak membangun, yang menghina, dan yang melecehkan.
Bisa juga berarti kata-kata yang membusukkan dan berbahaya yang provokatif dan menjerumuskan. Paulus menasihati jemaat di Efesus agar menghindari kata-kata yang bersifat sapros dan menggantinya dengan kata-kata pujian yang menyegarkan, membangun, dan menenteramkan. Itu bisa menjadi kesaksian yang baik, serta membuat orang menjadi lebih semangat dan kuat.
Mengapa kita dilarang keras untuk berbicara kotor atau berkata-kata sapros?
Pertama, tutur kata mempunyai kuasa untuk meruntuhkan atau membangun. Kuasa lidah bisa membuat orang lain gelisah atau memberi semangat, bisa menjauhkan orang dari Tuhan atau membawa orang kepada Tuhan. Karena itu hindari sapros, tetapi biarlah kata-kata kita menenteramkan dan mendamaikan, serta membangun. Itulah yang berkenan di hadapan Tuhan.
Kedua, hidup kita, termasuk kata-kata kita, akan dibawa kepada Tuhan untuk dipertanggungjawabkan dan dihakimi. Jadi, perkataan yang kita ucapkan bukan hanya berhubungan dengan sesama manusia, tetapi berhubungan dengan Tuhan di sorga. Tuhan tdak mau orang percaya hidup seperti orang duniawi yang tidak mengenal Tuhan. Tuhan mau memakai mulut kita untuk mengucapkan kata-kata yang penuh kesaksian Inji dan mendatangkan damai sejahtera.
Saudaraku, stoplah berkata sapros, yaitu kata-kata mirip kebun binatang, ucapan tajam yang menyayat hati dan meruntuhkan. Berjuanglah untuk menggunakan kata-kata yang mencerminkan bahwa hidup kita sudah menjadi milik Kristus.
Salam tidak sapros.
Refleksi Diri:
- Bagaimana selama ini Anda menggunakan mulut untuk berkata-kata? Penuh sapros atau penuh pujian bagi orang lain?
- Bagaimana Anda memahami kedua alasan untuk jangan berkata kotor tersebut di atas? Apa yang akan Anda lakukan?