Jangan Lari Dari Kenyataan
Nahum 1:1-8
TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya.
- Nahum 1:7-8
Awal tahun lalu sempat ramai dan heboh tentang munculnya raja dan kerajaan baru di Purworejo. Tiba-tiba ada orang yang mengakui dirinya sebagai raja dari kerajaan agung. Ini mirip waktu kita kecil dulu, kita suka bermain jadi raja-rajaan, dokter-dokteran atau presiden-presidenan kan...
Barangkali orang tersebut terlalu menjiwai konsep Homo Luden, yaitu konsep yang memahami bahwa manusia merupakan seorang pemain yang memainkan permainan. Orang-orang seperti ini bisa kita sebut sebagai MKKB, Masa Kecil Kurang Bahagia. Jadi sampai tua ia masih main-mainan. Main kok kebablasan, hahaha...
Kenapa ini bisa terjadi? Saya mengamatinya karena sistem pengendalian dirinya yang “rusak”. Karena orang ini tidak bisa menjadi raja sungguhan maka ia membuat kerajaan sendiri dan menjadi rajanya. Ia merasa tidak nyaman dengan kondisi hidupnya yang sekarang sehingga mencari kenyamanan dengan mencari dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Memang kenyataan hidup ini berat makanya ia memilih lari dari kenyataan dan memilih bermain menjadi apa yang ia inginkan.
Memang harus kita akui hidup di dunia ini sekarang tidak mudah, karena itu kita perlu tempat “berlari, berlindung, berteduh, dan berseru” supaya kita tidak kehilangan kendali atau memilih lari dari kenyataan. Jangan sampai kita memilih terus saja bermain-main dengan impian yang kita idamkan sehingga kebablasan.
Nabi Nahum dalam perikop ini mengingatkan umat Allah yang tinggal di Niniwe supaya jangan lari dari kenyataan bahwa mereka sedang dijajah oleh bangsa Asyur. Hidup di bawah tekanan dan penindasan bangsa lain memang berat dan menyakitkan. Tuhan ingin mereka sadar bahwa hanya kepada Tuhan Allah mereka bisa mendapatkan perlindungan atas kesulitan hidup mereka. Hanya Tuhan yang sanggup menghibur dan memberikan jalan keluar atas segala permasalahan hidup umat.
Cukup orang itu saja yang main raja-rajaan, kita jangan ya. Kan kita punya Tuhan Yesus yang akan menolong kita berani menghadapi kenyataan dan menatap masa depan. Sebab hanya di dalam Yesus kita bisa berlindung dan menerima kenyataan dengan lapang dada, lalu menyongsong masa depan.
Refleksi Diri:
- Apa kenyataan hidup masa kini yang sulit Anda hadapi dan terima? Sudahkah Anda menyerahkan kenyataan hidup tersebut kepada Tuhan Yesus?
- Apakah Anda sudah berlindung pada kuasa Tuhan dan berseru kepada-Nya untuk mendapat pertolongan?