Jangan Takut Dan Kalut
Filipi 4:2-7
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
- Filipi 4:6
Ketika jalan berkabut, hati agak sedikit takut, pikiran mulai kalut. Jangan kalang kabut, apalagi ribut. Yang dibutuhkan adalah segeralah bersujud. Walaupun ada angin ribut, tapi kita tak perlu takut apalagi kecut. Karena ada Tuhan yang mampu mendiamkan angin ribut.
Ya Tuhan, kudatang bersujud. Mencurahkan isi hatiku, bicara dengan Tuhanku. Itu yang kulakukan sejak pagi tadi. Ya Tuhanku, Ya Bapaku, Engkau tahu batasku. Kata-kata itu yang keluar dari mulutku.
Aku sedang menunggu di ruangan boarding lagi. Kehidupanku tiga hari ini seperti selebriti yang sibuk ke sana ke mari. Jumat siang di Malang, sore di Surabaya, malam di Jakarta. Sabtu esok pagi di Bandung, Minggu sore sudah berada di bandara lagi.
Kududuk sendiri, menanti boarding dengan perasaan campur aduk, hati gedebak-gedebuk. Karena esok Senin aku harus presentasi lagi. Aah... entah bagaimana kuhadapi. Kutahu hanya kepada-Mu kuberseru. Andai presentasi berlalu, hatiku masih bertalu-talu. Bagaimana semua ini berlalu? Lalu kuberdoa lagi kepada Bapaku supaya mendapatkan kekuatan baru.
Rasul Paulus menyampaikan sebuah penghiburan dari rasa khawatir berlebihan. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga.” Kita sebetulnya tidak perlu takut apalagi sampai hati kalut. Hindarilah kecemasan dan pikiran yang mengganggu tentang kebutuhan dan kesulitan hidup. Yakinlah bahwa Tuhan selalu tahu cara memenuhi kebutuhan kita, serta menjawab dan memberikan jalan keluar atas kesulitan hidup.
Paulus juga memberikan jawaban supaya kita lepas dari ketakutan dan kekalutan. Hendaklah kita menyatakan dalam segala hal keinginan kita kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Ucapkan selalu apa yang menjadi keinginan kita kepada Tuhan melalui doa yang menenangkan pikiran kalut. Naikkan permohonan yang menjadi keinginan kita tapi yang seturut dengan kehendak Bapa dengan diiringi ucapan syukur atas apa yang sudah kita terima selama hidup.
Sambil menanti waktu boarding-ku. Dengan rasa khawatir aku terus berseru, ya Bapaku, ya Tuhanku. Lalu kudapatkan kekuatan itu. Jangan takut. Jangan kalut.
Refleksi Diri:
- Apa ketakutan dan kekalutan hidup yang baru-baru ini menguasai Anda? Bagaimana Anda mengatasinya?
- Apakah Anda sudah menaikkan doa permohonan yang menyatakan keinginan Anda tapi yang seturut kehendak-Nya?