Jangan Takut Dianiaya
Wahyu 2:8-11
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! … Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
- Wahyu 2:10
Banyak orang percaya sepanjang zaman dan di segala tempat telah menjadi martir, setia sampai mati kepada Yesus Kristus, Tuhan mereka. Salah seorang martir terkenal adalah Bapak Gereja Polikarpus, Uskup Smirna. Saat berusia 86 tahun, ia dikhianati, ditangkap, dan dibawa ke stadion kota. Kepadanya dijanjikan, jika menyangkal imannya, ia akan dibebaskan. Namun, Polikarpus menjawab, “Delapan puluh enam tahun aku telah melayani Kristus dan tidak pernah sedikit pun Ia bersalah kepadaku. Bagaimana mungkin sekarang aku menghujat Raja dan Juruselamat-ku?” Akhirnya Polikarpus dihukum mati dengan dibakar hidup-hidup. Ia telah mengikuti panggilan Kristus untuk setia sampai mati.
Smirna sebagai kota ke-2 terbesar di Asia Kecil, terletak sekitar 55 km di sebelah utara Efesus, merupakan kota pelabuhan yang besar dan makmur. Kota ini memiliki kuil untuk menyembah Kaisar Tiberius sehingga menjadi pusat ritual penyembahan kepada Roma dan Kaisar. Kemungkinan besar, Paulus dan murid-muridnya adalah perintis gereja di Smirna saat mereka mengajar di ruang kuliah Tiranus (Kis. 19:10). Gereja ini jemaatnya kecil dan miskin. Tantangan terbesar mereka bukanlah kemiskinan, tetapi penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang lokal dan juga dari komunitas orang Yahudi terhadap mereka. Tidak mengherankan jika Wahyu 2:9 menyebut komunitas Yahudi sebagai “jemaah Iblis” (synagogue of Satan).
Surat kepada jemaat Smirna meskipun singkat, berisi pujian dan tidak ada celaan. Tuhan Yesus memuji mereka karena sekalipun jumlahnya kecil dan secara materi miskin, tetapi kaya dalam iman dan kesetiaan kepada Tuhan (ay. 9). Di tengah penganiayaan berat, Yesus menguatkan mereka agar jangan takut. Kepada mereka yang setia sampai mati, Ia menjanjikan mahkota kehidupan bagi mereka (ay. 10).
Kita yang hidup di zaman modern, mungkin tidak mengalami ancaman kematian dalam mempertahankan iman. Namun sebagai anak-anak Tuhan, Anda pasti pernah mendapat perlakuan tidak adil, penganiayaan atau perbuatan diskriminatif di lingkungan Anda bergaul. Tetap setia memegang iman Kristiani dan jangan mudah menyerah menyatakan kepercayaan melalui tindakan kasih dan teladan hidup. Yakinlah bahwa penganiayaan yang Anda alami tidaklah seberapa dibandingkan mahkota kehidupan yang Yesus janjikan. Berlaku setialah karena Yesus telah terlebih dahulu setia sampai mati di kayu salib bagi Anda.
Refleksi Diri:
- Apa kesetiaan dan kebaikan Yesus dalam hidup Anda? Bagaimana kenyataan tersebut menguatkan kesetiaan Anda kepada-Nya?
- Apakah Anda sudah berdoa memohon kesetiaan dan kekuatan kepada-Nya dalam menghadapi penganiayaan sampai akhir hidup?