Kapan mau bertobat?
Hakim-hakim 2:6-23
Tetapi apabila hakim itu mati, kembalilah mereka berlaku jahat, lebih jahat dari nenek moyang mereka, dengan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya; dalam hal apa pun mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelakuan mereka yang tegar itu. Hakim-hakim 2:19
Saya pernah menjumpai seseorang yang terus berkanjang dalam dosa.
Saya menasihatinya berkali-kali, dengan kata-kata yang lembut sampai yang agak keras. Ia sendiri pernah selamat dari suatu kecelakaan secara dramatis. Pada waktu itu, ia sadar Tuhan masih berbelas kasihan kepadanya.
Namun, pengalaman tersebut hanya menggetarkan hidupnya sesaat. Lalu ia kembali berbuat dosa. Ikatan dosa sangat kuat. Belakangan mungkin karena malu, ia tidak lagi berani menampakkan diri di depan saya. Dalam hati saya bertanya-tanya, "Kok ada orang keras kepala seperti itu, ya?"
Bangsa Israel menjalani kehidupan yang sama. Angkatan Israel yang baru menyimpang dari jalan dan ajaran nenek moyang mereka. Mereka meninggalkan hubungan perjanjian mereka dengan Allah (ay. 10). Mereka lalu beribadah kepada Baal dan para Asytoret (ay. 13). Mereka menyimpang dari ketaatan pada firman Tuhan (ay. 17a). Murka Tuhan kemudian bangkit dan menghukum mereka. Namun, Tuhan tidak tega hati, "...sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka…" (ay. 18). Tuhan mengirim para hakim untuk menyelamatkan mereka. Ironisnya, setelah para hakim itu mati, mereka kembali berlaku jahat (ay. 19). Tepatlah istilah "tomat". Sebentar tobat, sebentar kumat.
Yang menjadi keprihatinan saya adalah sampai kapan si pendosa mau terus berdosa? Apakah sampai akhir hayatnya? Betapa buruk nasibnya jika ia meninggal dunia di dalam keberdosaan? Atau ia baru akan bertobat setelah dihantam suatu musibah yang sangat-sangat besar? Seorang lain yang saya kenal, baru mau berhenti merokok setelah dua kali mengalami serangan jantung. Bersyukur ia masih hidup.
Hidup terlalu berharga untuk dihabiskan dengan berkanjang dalam dosa.
Dosa itu rasanya nikmat tetapi ujungnya adalah kesengsaraan. Kesempatan untuk bertobat tidak selalu ada. Betapa buruk nasib kita jika menghadap Tuhan dalam keadaan tengah berbuat dosa? Selama hari ini, Tuhan masih beri kesempatan maka jangan tunda-tunda. Jangan menangguhkan sehari pun untuk bertobat dan meninggalkan kebiasaan buruk atau dosa-(dosa) yang kita perbuat. Segera akui di hadapan Tuhan Yesus jika masih ada dosa yang belum dibereskan.
TIDAK PERNAH ADA KATA "TERLALU CEPAT" UNTUK KEMBALI KEPADA TUHAN.