Karena Dia Sempurna
Mazmur 121
Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.
- Mazmur 121:3-4
Dalam literatur Mesopotamia kuno dikenal istilah “Sleeping God”, yaitu sebutan untuk dewa yang tidak merespons umat yang berteriak minta tolong. Istilah ini mirip dengan yang dipakai Elia saat berduel melawan 450 nabi Baal (1Raj. 18:20-29). Mereka bertarung, korban binatang siapa yang lebih dulu terbakar oleh allah masing-masing. Nabi-nabi Baal susah payah berdoa, dari pagi hingga petang, memohon dewa Baal menurunkan api, tetapi gagal. Akhirnya, Elia mengejek mereka, “Teriak lebih keras lagi, mungkin allahmu sedang tertidur.”
Padanan istilah tadi dibandingkan dengan ayat 3-4 di atas, menarik sekali untuk diamati. Jika dibahasakan ulang, ayat emas ini bisa berbunyi, “Dia tidak membiarkan kakimu tergelincir… sebab Dia tidak pernah lengah/kelelahan.” Allah selalu terjaga, tak pernah lengah. Dia juga Allah yang tidak memiliki kelemahan sedikit pun, Allah sempurna yang selalu sanggup menolong kita. Ingat saat Yesus bergumul di Getsemani. Dia berkata kepada ketiga murid-Nya, “Berjaga-jagalah dan berdoalah.” (Mat. 26:41). Namun, para murid tidak bisa menahan kantuk mereka. Tuhan tidak seperti itu, tak sedetik pun.
Dulu saya dan istri mudah khawatir terhadap anak-anak kami, apalagi sewaktu masih kecil. Kami selalu menjaga dan mengawasi mereka, sampai harus bergantian dalam tugas pelayanan. Namun, melalui dua kejadian yang dialami anak-anak, kami mendapat pelajaran berharga. Pertama, saat anak pertama kami berumur kurang dari setahun, secara tidak sengaja sisi bola matanya terluka dan berdarah, terkena ujung payung yang saya buka. Kedua, menimpa anak kedua kami saat berumur tiga tahun. Kami naik sepeda tandem, saya, anak, dan istri saya. Baru beberapa meter kami mengayuh, kaki anak kami masuk ke jari-jari sepeda yang mengakibatkan patah tulang.
Dari dua kejadian ini, kami amati bahwa kecelakaan justru terjadi saat kami berada bersama mereka. Kami belajar, sebagai orangtua kami tidaklah sempurna dalam menjaga, sekalipun berada dekat mereka. Kami belajar memercayakan mereka kepada Sang Penjaga. Allah tak pernah terlelap, selalu melihat apa pun yang terjadi. Tuhan tahu, kita sering tidak berdaya, tetapi Tuhan selalu menjaga.
Allah sanggup karena Dia sempurna.
Refleksi Diri:
- Mengapa seseorang bisa meragukan kesanggupan Tuhan dalam menolong menyelesaikan pergumulannya?
- Apa yang bisa membuat Anda tenang dan yakin bahwa Tuhan selalu menjaga?