Kasih Dan Sabar
Kolose 3:12-15
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
- Kolose 3:13
Merry Riana, seorang motivator sekaligus wirausahawati, pernah berkata, “Sabar ketika di-bully itu pahit rasanya. Tapi kadang yang pahit itu justru bisa menyembuhkan luka.” Siapa yang tahan disakiti orang lain? Kalau bisa memilih, kita pasti tidak ingin merasakan sakit karena perlakuan orang lain terhadap diri kita. Kita tentu lebih senang jika orang lain memperlakukan kita dengan baik. Akibatnya, ketika merasa tersakiti oleh orang lain, kita akan mudah untuk menyimpan rasa dendam dan marah daripada mengampuni orang tersebut.
Dalam keseharian yang dijalani, jemaat Kolose mengalami penindasan dan pengucilan karena kebenaran Injil yang mereka pegang. Kondisi ini tentu dapat menjadi situasi yang menyakitkan bagi mereka. Di tengah kondisi seperti ini, jemaat Kolose diingatkan kembali oleh Rasul Paulus untuk terus menghidupi kasih Tuhan dan tetap bersabar di tengah situasi yang terjadi.
Paulus memberikan nasihat tersebut bukan supaya jemaat Kolose terlihat lebih suci atau baik daripada orang lain, melainkan karena status mereka sebagai orang-orang yang telah menerima pengampunan dari Tuhan Yesus Kristus. Pengampunan yang diberikan atas dasar anugerah, bukan atas hasil usaha mereka. Pengampunan dari Kristus inilah yang menjadi dasar kasih dan kesabaran yang harus ditunjukkan oleh mereka.
Tuhan tidak ingin kita menyimpan rasa dendam ataupun marah terhadap orang lain seperti yang disampaikan oleh-Nya melalui firman Tuhan. Paulus mengingatkan kembali jemaat sebagai orang-orang yang telah dipilih Allah untuk dikuduskan dan dikasihi oleh-Nya (ay. 12) maka mereka seharusnya mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahhatian, kelemahlembutan, dan kesabaran, saat berelasi dengan orang lain.
Di dalam kehidupan berelasi, kita mungkin seringkali merasa tersakiti oleh perkataan maupun perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar kita. Firman Tuhan mengingatkan untuk tidak menyimpan dendam maupun marah. Sebaliknya, tetaplah mengasihi, bersabar, dan terus mengampuni orang yang menyakiti kita. Bukan karena kita adalah orang yang suci dan baik, melainkan karena Kristus telah terlebih dahulu mengampuni setiap kita. Kiranya kasih dan damai Kristus yang sejati dapat menguatkan kita untuk bersabar ketika disakiti oleh orang lain.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda menyimpan marah dan dendam terhadap seseorang sampai hari ini? Jika ada, segera berdoa mohonkan hati yang dipenuhi kasih dari Tuhan.
- Bagaimana sekarang Anda akan merespons jika suatu saat nanti Anda tersakiti?