Kasih Karunia Berlimpah = Bebas Berdosa?
Roma 6:1-14
Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,
- Roma 5:20
Pernyataan Rasul Paulus dalam Roma 5:20 bisa menimbulkan polemik. Jika dibaca mandiri tanpa melihat pasal berikutnya maka ada kesan bahwa semakin banyak manusia berbuat dosa, semakin banyaklah kasih karunia Allah bagi manusia. Tak heran ada orang Kristen mengatakan, “Buat dosa nggak apa-apa. Nanti tinggal minta ampun. Tuhan Maha Pengampun. Dia pasti mengampuni.” Apakah ini benar?
Dalam pasal 6, Paulus mengoreksi pandangan demikian. Ia tidak bermaksud mengatakan kita bebas berbuat dosa karena selalu ada kasih karunia dan pengampunan dari Allah. “Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?” (Rm. 6:2). Kita telah mati bagi dosa. Ini harus digarisbawahi. Seseorang yang sudah mati tidak bisa lagi berespons terhadap apa pun juga. Jika kita telah mati terhadap dosa, bagaimana mungkin kita masih gemar berbuat dosa? Lebih lanjut dalam ayat 3-4 dijelaskan tentang makna baptisan. Bahwa ketika kita dibaptis, manusia lama kita telah dikuburkan dan kita telah bangkit bersama Kristus menjadi manusia baru yang tidak lagi gemar berbuat dosa. “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.” (ay. 11-12).
Kesimpulannya, seorang Kristen telah mati terhadap dosa. Dosa tidak lagi berkuasa atas tubuhnya. Ia tidak lagi gemar berbuat dosa. Ia adalah ciptaaan baru (2Kor. 5:17). Hidup baru dalam Kristus berarti hidup dalam kebenaran dan kesucian. Ia tidak lagi senang berbuat dosa. Jika seseorang masih gemar berbuat dosa maka imannya patut diragukan. Kita patut meragukan apakah ia sungguh-sungguh orang percaya atau mengaku-ngaku percaya saja.
Pertanyaan selanjutnya, setelah kita dibenarkan oleh iman dalam Kristus Yesus, apakah seorang Kristen sama sekali tidak bisa berbuat dosa? Kita akan lanjutkan pembahasan ini besok.
Refleksi Diri:
- Mengapa seorang Kristen sejati tidak lagi dikuasai oleh hawa nafsu dosa?
- Bagaimana cara Anda untuk hidup menang atas dosa?