Kasih Untuk Musuh
Matius 5:43-47
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
- Matius 5:44
Hati yang gembira adalah obat. Sebuah ungkapan yang disampaikan oleh penulis Amsal. Kalau kita pikir dan renungkan, memang benar bahwa hati yang gembira adalah obat. Hati yang gelisah ataupun sedih dapat mendatangkan stres dalam diri seseorang. Kalau sudah stres, paling tidak penyakit maag, pusing kepala atau masuk angin bisa menanti di depan.
Walaupun kita tahu bahwa hati yang gembira adalah obat, tetapi tak jarang kita mengalami sakit hati, kecewa, marah atau sedih, akibat perilaku orang lain. Orang-orang di sekitar tidak selalu melakukan hal-hal yang sesuai dengan ekspektasi kita. Akhirnya, hati sering kali merasa tersakiti apalagi jika dilakukan oleh orang terdekat kita. Kalau sudah tersakiti, apakah mudah untuk mengampuni orang tersebut? Bisa ya, bisa tidak. Mungkin kita berpikir tergantung seberapa sakit yang ditimbulkan.
Firman Tuhan hari ini merupakan pengajaran Yesus kepada para pendengarnya. Yesus tahu bahwa kehidupan manusia tidak akan lepas dari penganiayaan. Pasti akan ada orang-orang yang bersikap menganiaya ataupun menyakiti orang lain. Karena itu, Yesus mengajarkan untuk tetap mengasihi dan mendoakan orang yang telah menganiaya ataupun menyakiti kita. Mengapa? Karena mengasihi adalah ciri dan tindakan nyata dari anak-anak Allah yang ditetapkan-Nya untuk menjadi terang dunia (ay. 45).
Allah sendiri menyatakan kasih-Nya kepada semua orang. Kepada diri kita, keluarga, teman-teman, bahkan orang yang menyakiti kita. Semua umat manusia tetap berada di dalam perlindungan kasih Allah yang begitu besar. Jika demikian, sebagai anak-anak Allah seharusnya bukanlah balas dendam yang dilakukan ketika merasa tersakiti. Bukan juga rasa benci yang dipelihara ketika dikecewakan orang lain, melainkan kasih dari Allah yang seharusnya mendominasi isi hati kita dan dibagikan kepada musuh-musuh kita.
Saat kita sedang berelasi dengan sesama, pasti akan ada momen dimana kita merasa tersakiti oleh tindakan ataupun perkataan dari orang lain. Namun, jangan sampai rasa sakit yang kita alami membuat kasih Allah meredup bagi sesama. Marilah terus belajar untuk memancarkan kasih Allah kepada orang-orang yang menyakiti kita. Doakan mereka yang telah menyakiti hati kita. Kiranya kasih Allah memberikan sukacita dan damai dalam hati kita.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sudah membagikan kasih kepada orang yang telah menyakiti hati Anda?
- Apa yang akan Anda lakukan agar kasih Allah dapat terpancar bagi orang-orang di sekitar Anda?