Kawan Atau Lawan?
Amsal 18:24
Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.
- Amsal 18:24
Setiap kita pasti memiliki kawan atau sahabat dalam hidup. Kita bisa memiliki banyak kawan, tetapi sahabat mungkin hanyalah segelintir orang. Berapa pun jumlahnya, kawan dan sahabat seringkali menjadi tempat kita mencurahkan seluruh pergumulan dan beban pikiran kita. Mereka juga bisa menjadi teman bersenang-senang bersama dan menikmati banyak hal dalam kehidupan. Namun kenyataannya, terkadang kawan tidak bisa selalu kita pegang kesetiaannya. Sangat mungkin ia berubah menjadi orang yang berseberangan kubu, yaitu lawan kita.
Penulis Amsal mengingatkan kita bahwa terkadang kawan dapat berubah menjadi lawan. Mengapa ini bisa terjadi? Karena semua manusia sudah jatuh ke dalam dosa. Kecenderungan manusia adalah memikirkan diri dan kesenangannya sendiri. Apa pun yang dilakukan kecenderungannya untuk kebaikan diri sendiri sehingga relasi yang dibangun adalah relasi yang menguntungkan untuk dirinya sendiri, bahkan terkadang tidak segan untuk mengorbankan orang lain asalkan dirinya diuntungkan. Orang seperti ini disebut oleh penulis Amsal sebagai “teman yang mendatangkan kecelakaan”. Teman yang mencelakakan bukan hanya mengorbankan orang lain untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga menjerumuskan teman-teman lainnya ke dalam kecelakaan.
Teman yang menjadi lawan tentu berbahaya buat kita. Namun, kita juga patut besyukur atas teman yang rela berkorban untuk kepentingan orang lain. Orang-orang seperti ini disebut oleh penulis Amsal pada bagian kedua ayat emas di atas sebagai “sahabat yang lebih karib dari seorang saudara”. Seorang sahabat yang dekat dan setia, disamakan seperti saudara yang mengasihi, rela membantu, membimbing, dan menguatkan kita dalam segala keadaan dan kondisi hidup kita. Memiliki sahabat seperti ini hendaklah kita jaga dan pelihara relasinya.
Hidup ini bukan lagi berbicara tentang seberapa banyak kawan dan sahabat, tetapi apakah kita sudah menjadi kawan yang baik untuk sahabat-sahabat kita. Jangan pula kita menjadi kawan yang hanya memikirkan kesenangan diri sendiri dan membawa teman kita pada kecelakaan dan bahkan tidak segan mengorbankan sahabat untuk kepentingan diri kita. Belajarlah kepada Yesus Kristus, Sahabat sejati yang siap berkorban dan mengasihi dengan tulus. Ingat, jadilah kawan, bukan lawan!
Refleksi Diri:
- Bagaimana relasi persahabatan yang kita bangun selama ini? Apakah Anda sudah menjadi sahabat sejati seperti Kristus?
- Apa yang bisa Anda berikan kepada kawan atau sahabat sebagai bukti kesetiaan pertemanan Anda?